Ayah Harun Rasyid: Saya Menuntut Keadilan Walau Nyawa Jadi Taruhan

Akhirnya, karena tidak ingin jenazah berlama-lama di RS Polri Keramat Jati, ayah Didin yang mengambil jenazah memberikan tanda tangannya. Akan tetapi, keluarga tidak diberi salinan surat yang ditandatangani.

“Dan hasil autopsi tidak ada, cuma ada kertas selembar sebagai serah terima,” tuturnya.

Saat proses pelaporan, handphone Didin beberapa kali berdering. Ia terdengar mengatakan sedang berada di Komnas HAM. Karena si penelpon tetap tidak memutus panggilan, handphone Didin dipegang oleh pengacara.

Ketika berbicara dengan penelpon, pengacara kurang lebih berbicara seperti ini: Sebentar ya ndan, kita sedang melakukan pengaduan ke Komnas HAM.Si penelpon akhirnya menutup panggilan.

Usut punya usut, Didin mengaku minta perlindungan karena sudah banyak tekanan. Ia mencontohkan ketika sedang laporan, kemudian ditelpon oleh aparat yang meminta dirinya untuk pulang ke rumah.

“Ini tadi ditelpon suruh balik. Semalam ada yang dateng, dari Polsek Kebon Jeruk sudah beberapa kali. Kalau mereka datang, saya tidak mau nemuin karena saya trauma. Saya bilang, saya mau tidur,” tuturnya. (Ki)