Bahaya Pil PCC Bagi Kesehatan

Eramuslim – Dalam beberapa waktu terakhir, masyarakat Indonesia, khususnya bagian timur, dihebohkan dengan kasus over dosis puluhan remaja di Kendari, Sulawesi Tenggara, yang tak sadarkan diri dan kejang-kejang akibat mengonsumsi obat keras pil Paracetamol, Caffeine, Carisoprodol (PCC).

Kepala BNNK Kendari, Murniaty mengatakan data terkini korban sebanyak 68 orang yang telah mengkonsumsi pil PCC, 4 diantaranya adalah wanita dan 2 orang meninggal dunia. Korban mayoritas kalangan pelajar dari tingkat SD hingga mahasiswa.

Muniarty menjelaskan bahwa dampak setelah mengonsumsi pil PCC, pengguna akan mengalami gangguan mental, kehilangan akal sehat, dan berusaha melukai diri sendiri. Hingga kini BNNK Kendari bekerjasama dengan kepolisian berupaya membongkar sindikat penyebaran pil PCC.

Bahaya Kandungan Pil PCC

Berdasarkan hasil uji laboratorium Badan POM RI, terdapat 2 jenis tablet PCC dengan kandungan berbeda yang dikonsumsi korban. Pertama mengandung Parasetamol, Carisoprodol, dan Cafein. Dan kedua mengandung Parasetamol, Carisoprodol, Cafein, dan Tramadol.

“Tablet PCC yang dikonsumsi korban di Kendari adalah produk ilegal yang tidak pernah terdaftar di Badan POM sebagai obat. Hal itu berarti tablet tersebut tidak boleh dikonsumsi oleh siapa pun. BPOM menyatakan keprihatinan dan meminta semua pihak untuk bekerja sama menyelesaikan permasalahan ini,” tegas Kepala BPOM RI, Penny K. Lukito, Senin (18/09).

Kejadian di Kendari ditengarai ada oknum tertentu yang ingin merusak generasi penerus bangsa dengan cara memberikan secara cuma-cuma pil tersebut dengan alasan penguat fisik.

Penny Lukito menjelaskan bahwa Paracetamol baik sebagai sediaan tunggal maupun kombinasi bersama Kafein saat ini masih diperbolehkan untuk penggunaan terapi. Sementara Carisoprodol merupakan bahan baku obat yang memberi efek relaksasi otot dengan efek samping sedatif dan euforia.

“Perlu diketahui pada dosis yang lebih tinggi dari dosis terapi, Carisoprodol dapat menyebabkan kejang dan halusinasi, serta efek lainnya yang membahayakan kesehatan hingga kematian,” tuturnya.