Bali Bersiap Hadapi Tekanan Virus Corona

Strategi yang telah disiapkan antara lain, meminta kepada pemerintah dan maskapai untuk menambah rute penerbangan alternatif seperti dari Vietnam dan India.

Langkah lain yang dapat ditempuh yakni upaya penurunan harga tiket pesawat penerbangan domestik serta dilaksanakannya berbagai upaya pencegahan masuknya Covid-19 dengan melakukan pemasangan Thermo Scanner dan menyiagakan rujukan ke tiga rumah sakit yakni RS Sanglah, RS Sanjiwani Gianyar dan RS Tabanan.

“Pariwisata Bali telah beberapa kali menghadapi hal serupa dan terbukti dapat mengembalikan kondisi krisis menjadi seperti kondisi semula. Maka, diharapkan ancaman virus corona hanya terjadi beberapa saat sehingga laju pariwisata setempat tidak lagi lesu. Kami harapkan pelaku bersabar menghadapi situasi ini,” sebut Tjokorda.

Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengatakan telah terjadi sekitar 40 ribu pembatalan hotel dengan kerugian mencapai Rp 1 triliun setiap bulan. “Yang harus kita lakukan adalah mengisi kekosongan untuk mengisi kesenjangan jangka pendek yang sedang terjadi. Saat ini, kita bisa mengandalkan pasar Singapura dan domestik karena beberapa event pariwisata akan tetap dilaksanakan di Bali,” katanya.

Direktur Bank Indonesia Kantor Perwakilan Bali, Trisno Nugroho mengimbau agar para pelaku industri pariwisata tidak panik menghadapi situasi tersebut dengan mengubah tantangan menjadi peluang. Data mencatat angka pertumbuhan perekonomian di Bali pada 2019 mencapai 5,63 persen.

Menurut dia, perekonomian Bali masih terbilang sehat meski terjadi penurunan angka kunjungan wisman yang cukup signifikan. Banyak agenda meeting, incentives, conferencing, exhibitions (MICE) yang dibatalkan di Singapura dan Malaysia. Hal itu dapat dijadikan sebagai peluang dengan mengupayakan agar agenda tersebut dialihkan ke Bali sebagai daerah yang tidak terdampak penyebaran virus.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan bahwa pihaknya menerima masukan serta berkoordinasi dengan sejumlah Kementerian seperti Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk menyusun langkah penanggulangan secara menyeluruh. “Kami akan mengatasi kejadian ini secara bersama, maka sebelum itu kami melakukan berbagai koordinasi kepada pihak terkait,” kata Wishnutama.

Indonesia berpotensi merugi 2,8 miliar dolar AS atau setara Rp 38,2 triliun dari batalnya kunjungan wisawatan China. Angka tersebut masih  berupa perkiraan, karena gejolak corona belum reda.