Komisi V DPR: Menkeu Jokowi Bohongi Masyarakat

Eramuslim – Perang dagang yang masih berlangsung antara Amerika Serikat (AS) dan China justru harus dimanfaatkan Indonesia untuk meningkatkan nilai ekspor terutama pada industri manufaktur.

Akibat perang dagang tersebut, industri manufaktur yang biasa diekspor dari China berpindah ke Vietnam, Kamboja, dan Malaysia.

Anggota Komisi V DPR RI Bambang Haryo Soekartono menilai, Pemerintah Indonesia tidak mampu memanfaatkan celah keuntungan dari perang dagang AS-China.

Ia juga menyatakan tidak sependapat dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang mengatakan bahwa ekonomi Indonesia mengalami penurunan akibat perang dagang tersebut.

“Menkeu dan Menko Perekonomian selalu mengatakan, penurunan ekonomi akibat adanya perang dagang Amerika dengan China. Saya tidak sependapat. Dengan peran dagang banyak sekali industri manufaktur yang ekspor dari China pada berpindah ke Vietnam, Kamboja, dan Malaysia,” kata Bambang di Jakarta, Rabu (12/6).

“Apa yang disampaikan Menkeu tidak benar. Ini pembohongan kepada masyarakat alias hoaks. Ini harus diluruskan,” tambahnya.

Justru menurut politisi Partai Gerindra ini, Vietnam adalah salah satu negara yang diuntungkan dengan perang dagang itu. Pada kuartal I 2019, industri di Vietnam menguat 86 persen. dan 50 persennya bersumber dari China.

“Saya sampaikan, ekspor Indonesia ke China 2012 sebesar 18,4 miliar USD. Di 2018 mencapai 27,13 milair USD. Berarti China yang dikorbankan oleh Amerika masih punya pasar yang bagus untuk Indonesia,” paparnya.

“Seharusnya Indonesia bisa mendapatkan kesempatan yang sama dan dimanfaatkan betul oleh pemerintah,” imbuhnya. (tsc)