Beginilah Yang Dialami Aktivis Mahasiswa HMI…

Eramuslim.com – Video dan foto polisi hajar sejumlah aktivis Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) MPO Cabang Jakarta viral di media sosial. Dalam video tersebut memperlihatkan beberapa aktivis HMI MPO Jakarta bulan-bulanan dihajar petugas.

Rekaman video itu diambil ketika aktivis HMI MPO Jakarta melakukan aksi unjuk rasa “Refleksi 20 Tahun Reformasi; Jokowi Pemimpin Haram” di Istana Negara Jakarta, Senin (21/5/2018).

Kejadian tersebut mengakibatkan 7 mahasiswa HMI MPO Jakarta harus masuk IGD Rumah Sakit Tarakan karena kondisinya kritis.

Tujuh mahasiswa HMI MPO Cabang Jakarta yang mengalami luka serius yakni Al Azhar Musa (Ketua Cabang HMI MPO Jakarta), Irfan Maftuh (Korlab Aksi/Ketua Umum Front Nasional MPI), Arnol, Ahmad Kerley, Alfian, Arif Ibnu Halim, dan Lucky Mahendra.

Para aktivis HMI MPO menilai, tindakan brutal aparat telah melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Karena itu, HMI MPO Cabang Jakarta mengadukan pemukulan yang dilakukan polisi ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

“Menuntut Komnas HAM untuk segera mengusut kasus pelanggaran yang dilakukan oleh instansi penegak hukum Polri terhadap kejadian aksi yang dilakukan mahasiswa HMI Cabang Jakarta, 21 Mei 2018,” kata Ketua HMI MPO Cabang Jakarta Al Azhar Musa di kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (22/5/2018).

Belasan anggota HMI MPO mendatangi gedung Komnas HAM sambil menyampaikan orasi dengan pengeras suara. Mereka juga membawa banner tuntutan, antara lain mendesak Presiden Jokowi mundur dari jabatannya.

Sebelumnya, polisi membubarkan massa pengunjuk rasa di depan Istana Negara karena terjadi aksi saling dorong lantaran massa HMI berusaha menerobos barikade petugas serta melakukan aksi pembakaran ban. Beberapa aktivis HMI MPO dilarikan ke rumah sakit karena mengalami cedera usia dihajar petugas.

Kordinator Relawan Komunitas Sadar (Korsa), Amirullah Hidayat menilai, tindakan refresif aparat saat membubarkan aksi mahasiswa telah melanggar HAM.

Korsa adalah relawan pendukung Jokowi di 2014 lalu. Sekarang, mereka bersama sejumlah relawan memutuskan untuk mencabut dukungannya karena menganggap Jokowi gagal menyejahterakan rakyat dan melanggar janji kampanye.

Tindakan represif tersebut, tegas dia, tak bisa dibiarkan. Aparat yang melakukan tindak kekerasan terhadap para mahasiswa yang ingin menyuarakan aspirasi kegelisahannya itu harus ditangkap.

“Cara-cara seperti ini menunjukan bahwa Joko Widodo adalah Presiden Antikritik, dan menunjukan bahwa pemerintah hari ini sudah menggunakan cara cara Orde Baru dalam penanganan unjuk rasa, bahkan lebih kejam,” tegas Amirullah.

Sebagai orang sipil, kata dia, Jokowi mungkin telah lupa bahwa dia adalah presiden reformasi dari buah tangan mahasiswa. Termasuk, para orang-orang sipil.

“Kalau kita perhatikan tindakan kekerasan seperti ini sudah sering terjadi, mau jadi apa bangsa ini jika setiap aksi unjuk rasa dilakukan penanganan dengan kekerasan,” ujar kader Muda Muhammadiyah ini.

Berikut video polisi hajar mahasiswa HMPI MPO Jakarta saat demo di depan Istana Negara:

[psid]