Belajar dari Mahathir, Pemerintah Perlu Tangkap Orang yang Undang IMF

Eramuslim.com – Ekonom senior Rizal Ramli geram dengan langkah pemerintah yang selalu berpangku tangan dengan IMF.

Ia menjelaskan awal mula kasus BLBI tidak terlepas dari bantuan IMF ke Indonesia. Pada Oktober 1996 ekonet fishery group telah meramalkan bahwa Indonesia akan mengalami krisis pada 1997.

Namun sambung Rizal semua analisa yang dibeberkan dibantah oleh menteri keuangan dan gubernur BI dengan mengatakan fudamental ekonomi Indonesia paling baik di Asia Tenggara.

Mereka juga menyatakan kepada presiden bahwa tidak perlu khawatir analisa yang dipaparkan pihaknya tidak benar.

“Tapi meraka tidak memberikan angka yang sesungguhnya. Bank dunia, analis ekonom dalam negeri luar dan negeri selalu mengatakan 1997 akan oke sebagus 1996 nggak usah khawatir dan macam-macam,” ujarnya dalam diskusi “Mega Skandal BLBI Perlukan Dibuka Kembali” di ILC TVone, Selasa (10/7).

Rizal manambahkan setahun setelah itu, pihaknya dan diundang Managing Director IMF Michel Camdessus sebelum Camdessus bertemu presiden di istana.

Menurut Rizal dalam pertemuan tersebut pihaknya satu-satunya ekonom yang hadir dan yang mengatakan IMF tidak perlu ikut membantu krisis ekonomi Indonesia. Namun yang lain setuju undang IMF karena sudah kepepet.

“Kenapa tidak setuju karena, satu pinjaman IMF itu sama sekali tidak menolong ekonomi dan rakyat Indonesia, tetapi dipakai untuk melunasi bank-bank yang memberikan kredit ke Indonesia,” ujar Rizal.

Lebih lanjut Rizal menjelaskan, pangalaman di Asia jika IMF ikut mengatasi krisi maka ekonomi akan anjlok lebih jelek daripada seharusnya.