Ketidakjelasan Menteri Pertanian Jokowi Dalam Kasus Beras Maknyuss

Eramuslim – Pemerintah Jokowi akhirnya mengklarifikasi kerugian negara akibat penjulan beras Maknyuss yang diduga menyalahi aturan. Dalam keterangan Menteri Pertanian Amran Sulaiman pada hari Selasa (25/07) mengatakan bahwa kerugian negara mencapai 10 triliun.

Jumlah ini turun drastis dari sebelumnya perkiraan kerugian sekitar 400 triliun yang diklaim pemerintah pada pekan kemarin menjadi sebesar 10 triliun, seperti dilansir dari keterangan Mentan Amran di Detik Finance.

Dalam penjelasannya, Amran mengatakan, “Setelah menjadi beras premium harganya akan naik di pasaran. Semula harganya hanya 6.000-7.000 per kilo, kemudian dijual 20.400 per kilo.”

“Berarti ada selisih 10 ribu per kilo dari harga semula. Jika dikali 1 juta, maka selisihnya 10 triliun rupiah. Kalau itu terjadi, ini akan menekan konsumen dan membuatnya menjerit. Dan petani tidak dapat apa-apa,” terang Amran.

Tapi apakah benar jika 10.000x 1 juta hasilnya menjadi 10 triliun? Atau hanya 10 miliar? Ini yang salah Menterinya apa wartawan yang menuliskan berita?

Lebih jauh lagi, beras IR-64 yang katanya subsidi justru dijual lebih mahal di salah satu pasar swalayan modern Indonesia “Giant”.

Dengan jelas Giant menjual beras dengan tulisan IR-64 sekitar 89 ribu rupiah dengan berat 5 kilo. Lebih mahal dari beras Maknyuss yang harganya dipasaran hanya sekitar 65 ribu rupiah per 5 kilo.  (Dt/PI/Ram)