Buruh Kondolidasi di 200 Kota Jelang Mogok Nasional 24-27 November

buruhEramuslim.com – Seribuan buruh yang berasal dari berbagai elemen menggelar Apel Siaga di pelataran Tugu Prokalamasi, Jakarta, Jumat (20/11). Gelaran Apel Siaga dilakukan sebagai bentuk konsolidasi persiapan jelang aksi mogok besar-besaran yang rencananya bakal digelar selama empat hari mulai Senin pekan depan, (24/11).

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea memastikan seluruh buruh yang tersebar di 200 kota di Indonesia akan menghentikan aktivitas kerjanya sebagai bentuk penolakan terhadap Peraturan Pemerintah No. 78 tahun 2015 tentang Pengupahan.

“PP Pengupahan ini telah mematikan demokrasi. Buruh dalam hal ini sama sekali tidak diberikan haknya untuk memperjuangkan kelayakan gaji. Pemerintah telah merampas hak runding yang dimiliki kaum buruh,” ujar Andi.

Penerapan PP Pengupahan dianggap sebagai “angin segar” bagi pengusaha untuk meneruskan praktik-praktik eksploitasi tenaga buruh. PP Pengupahan telah membuat posisi tawar kaum buruh dengan pengusaha semakin lemah.

Padahal, kata Andi, sektor padat karya yang menyerap jutaan tenaga kerja merupakan salah satu sektor penting dalam menopang perekonomian Indonesia. Di sektor itu pula, kaum buruh telah mengambil bagian menjadi penggerak ekonomi tanpa upah dan kerja yang layak.

Andi bersama jajaran pimpinan buruh dari berbagai elemen memastikan siap pasang badan membela kaum buruh yang bakal mematikan mesin secara serentak pekan depan. Aksi mogok massal itu diklaim sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan pemerintah yang hanya menguntungkan kalangan pengusaha.

“PP 78 harus dicabut. Kita semua punya hak untuk hidup layak. Mogok Nasional adalah bentuk perlawanan yang tidak bisa dielakkan,” ujar Andi.

Apel Siaga yang dilakukan di Tugu Proklamasi juga digelar untuk menyambut elemen buruh dari Bandung dan Lampung menuju Jakarta dengan melakukan longmarch. Mereka berkumpul di hadapan patung Soekarno-Hatta untuk menyuarakan haknya.

Solidaritas buruh saat ini tengah berusaha mengumpulkan satu juta tanda tangan berisi petisi penolakan keras terhadap PP Pengupahan.

Dengan peluh bercampur semangat yang membara, para buruh mengepalkan tangan ke udara meneriakkan solidaritasnya, “Buruh bersatu, tak bisa dikalahkan!”.(ts)