Catatan Hazmi Srondol: Akhirnya Prabowo pun Menangis

Eramuslim.com – AKHIRNYA PRABOWO-PUN MENANGIS

“Om, ada pasukan nasi bungkusnya gak?”

“Berapa gaji jadi pengurus atau simpatisannya, Om?”

Ya, aku hanya tertawa ngakak saja saat membaca pesan dalam grup whatsapp teman-teman penulis ini. Memang dunia politik di Indonesia sudah terlanjur berkesan dan dikesankan sebagai ladang menghambur-hamburkan atau mengorek-ngorek pendapatan. Atau lebih parahnya, akhir-akhir ini—ada sebuah partai yang sebagai wujud legal dari sebuah gerakan politik menjadi ajang jarahan uang rakyat untuk memperkaya diri sendiri.

Tidak bisa memungkiri memang, seperti halnya sebuah perusahaan—partai politik juga butuh modal dana untuk pergerakannya. Setidaknya untuk biaya akte pendirian partai atau menyewa tempat untuk kantornya. Namun, apakah selalu uang yang menjadi tolak ukur keberhasilan gerakan seperti halnya sebuah korporasi?

Ada cerita menarik saat suatu kesempatan berbincang lagi dengan Prabowo Subianto. Waktu itu beliau bercerita betapa mahalnya dana yang harus dikucurkan untuk mengikuti konvensi capres sebuah partai. Untuk sekedar mengumpulkan peserta yang akan menyampaikan gagasannya, para undangan harus diberi uang transport, penginapan dan segala akomodasi.