CDC: Virus Corona Berpotensi Memiliki Mutasi Yang Kebal Terhadap Vaksin

Eramuslim.com – Kemungkinan terdapat beberapa mutasi SARS-CoV-2 yang memiliki kemampuan untuk menghindari vaksin Covid-19. Untuk itu, sebelum mutasi tersebut muncul, semua orang harus segera divaksinasi.

CDC: Virus Corona Berpotensi Memiliki Mutasi Yang Kebal Terhadap Vaksin

Begitu peringatan yang disampaikan oleh Direktur Pusat Pengendalian Penyakit Menular (CDC) Amerika Serikat (AS), Dr. Rochelle Walensky dalam konferensi pers pada Selasa (27/7).

“Kekhawatiran terbesar yang saya pikirkan adalah bahwa virus memiliki potensi mutasi untuk menghindari vaksin,” ujarnya, seperti dikutip New York Post.

Sejauh ini, Walensky mengatakan, vaksin yang tersedia efektif untuk melawan Covid-19 dengan gejala parah, termasuk yang disebabkan oleh varian-varian yang sudah diidentifikasi.

Namun dengan penyebaran yang terus berlanjut, virus kemungkinan dapat bermutasi di luar perlindungan imunisasi yang diberikan.

“Saat ini, untungnya, kami tidak ada di sana. Vaksin ini bekerja sangat baik dalam melindungi kita dari penyakit parah dan kematian. Tetapi kekhawatiran besar adalah area berikutnya yang mungkin muncul, hanya beberapa mutasi yang berpotensi hilang, berpotensi menghindari vaksin kami,” jelasnya.

Dengan kemungkinan tersebu, Walensky menekankan pentingnya untuk segera melakukan vaksinasi agar virus hilang sebelum bermutasi yang pada akhirnya membutuhkan vaksin lain.

Selama konferensi pers, CDC juga telah mengeluarkan pedoman baru terkait penggunaan masker demi memperlambat penyebaran virus di tempat-tempat yang mengalami lonjakan kasus akibat munculnya varian Delta yang lebih menular.

CDC merekomendasikan agar orang yang telah divaksinasi penuh sekali pun untuk memakai masker di tempat umum.

Data menunjukkan, 83 persen kasus baru secara nasional di AS diakibatkan oleh virus corona varian Delta. Pejabat kesehatan telah menekankan bahwa meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di AS didorong oleh orang Amerika yang tidak divaksinasi.

Saat ini, orang yang tidak divaksinasi bertanggung jawab atas sekitar 99,5 persen kematian Covid-19 dan 97 persen rawat inap. [RMOL]