Cerita Wartawan Australia Meliput di RI: Akhirnya, Mahasiswa Terbangun

Pertama adalalah usaha dari kelompok ini, yang kadang berhasil, memaksakan kehendak mereka kepada kalangan bisnis, pengadilan atau Parlemen.

Dan kedua, adanya ketakutan bahwa wajah Islam Indonesia yang beraneka ragam tertutup dengan berita dengan hadirnya kelompok yang konservatif yang kadang bertindak radikal dan intoleran.

Bulan Juli tahun lalu, saya meliput mengenai usaha pemurnian secara Islam untuk membersihkan jiwa dari kesalahan masa lalu hal yang dikenal dengan nama Rukyah.

Kami menyaksikan proses Rukyah itu dilakukan terhadap seorang bekas anak jalanan bernama Ucup yang berguling-guling di lantai ketika doa-doa dikumandangkan untuk membersihkan jiwanya.

Pada awalnya saya tidak percaya dengan kegiatan tersebut, namun setelah menyaksikannya sendiri saya benar-benar terpukau.

Kegiatan Rukyah ini antara lain juga mencakup bisa membersihkan tato yang pernah dimiliki mereka yang sekarang ingin menghilangkannya, dan juga bisa menyembuhkan dari kecenderungan menjadi homoseksual.

Kegiatan ini berkembang pesat

Pendirinya Zaki mengatakan kepada kami bahwa 50 ribu orang sudah mendaftar untuk mengikuti kegiatan mereka.

Dengan sumbangan terus berdatangan, dia berencana untuk memperluas kegiatannya ke tiga pulau lain, selain Jawa.

Tema masyarakat yang semakin konservatif ini berulang kali muncul semasa saya bertugas di Indonesia.

Dari hal yang mungkin terlihat konyol seperti patung di Ancol yang setelah 15 tahun berada di sana tanpa adanya keberatan apa pun, sekarang tiba-tiba dianggap porno dan dada patung itu ditutupi dengan kain.

Dan juga ke hal yang lebih serius mengenai Meiliana, seorang perempuan keturunan Tionghoa yang beragama Budha yang mempertanyakan suara azan Masjid yang dirasanya terlalu keras.

Massa di kotanya kemudian marah dan merusak beberapa kelenteng di kota tersebut.

Mereka yang melakukan kekerasan tidak pernah dihukum, Meiliana malah dihukum 18 bulan penjara.

Juga ada contoh-contoh agama digunakan oleh mereka yang merasa kuat untuk menekan yang lemah.

Saya kadang mempertanyakan penggunaan kata “Sudah kehendak Tuhan” – yang dijadikan alasan orang tua yang menolak anaknya divaksinasi karena takut vaksinya tidak halal.

Atau kata “Takdir” itu dikatakan oleh para korban bencana alam mulai dsri Palu ke Lombok, sampai ke Anyer yang mengatakan penderitaan mereka adalah karena kehendak yang Kuasa.

Pertarungan berbagai kekuatan agama di Indonesia tampak jelas dalam kancah pemilihan presiden di tahun 2019.

Kelompok Islam sebagian mendukung Prabowo Subianto, seorang tokoh yang sebenarnya tidak bisa disebut sebagai calon dari kalangan religious.

Kampanye terakhir Prabowo seperti terlihat sebagai panggung bagi kelompok Islam konservatif.

Acara dimulai dengan sholat Subuh berjamaah di Stadion Gelora Bung Karno dimana massa yang hadir mengenakan pakaian putih, dan juga menampilkan pemimpin FPI Habib Rizieq lewat layar video dari Arab Saudi, tempat dia mengasingkan diri sekarang ini.

Di sisi lain kampanye Presiden Jokowi dengan massa yang penuh warna dan dari berbagai kalangan.

Namun Presiden Jokowi yang dikenal sebagai tokoh progresif masih harus menggandeng salah satu ulama konservatif Mar”uf Amin sebagai calon wakil presiden.

Pada akhirnya, pertarungan selama kampanye pemilu yang juga diwarnai dengan pertarungan di media sosial yang tidak tampak berhasil dipadamkan oleh aparatur keamanan, polisi dan tentara.

Namun untuk mempertahankan dukungan polisi dan tentara Presiden Jokowi harus membuat beberapa kebijakan.

Menjelang hari pemungutan suara, Jokowi menjanjikan bahwa pejabat militer akan bisa menduduki jabatan sipil, hal yang berarti menghapus reformasi sebelumnya yang melarang TNI berkecimpung di dunia sipil.

Dan baru-baru ini, mendukung seorang jenderal polisi yang menghadapi tuduhan melakukan pelanggaran etika menduduki jabatan Komite Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dalam waktu bersamaan, Presiden juga mendukung perubahan UU mengenai KPK, hal yang jelas-jelas menurunkan kemampuan lembaga tersebut untuk menyelidiki kasus korupsi.