Cucu Kiai Besar Betawi Ini Anggap Video Kotor Kampanye Ahjrot Sudah Keterlaluan

Eramuslim.com – Video kampanye kebersamaan Ahok-Djarot menuai banyak kritik. Senator asal Jakarta Prof. Dailami Firdaus menilai video iklan yang ada adegan pria berkopiah dan berselempang sorban pembuat kerusuhan ganyang Cina sebagai fitnah sadis.

“Video kampanye paslon dua yang beredar saat ini melalui medsos jelas merupakan bentuk provokasi secara terang-terangan, sangat jelas kalau itu adalah sebuah fitnah yang sangat sadis,” kata Dailami kepada Kantor Berita RMOL Jakarta, Senin (10/4).

Menurut Dailami, bagian video tersebut dibuat bukan untuk berkampanye secara sehat dan benar namun sengaja untuk menebar kebencian, permusuhan, dan kebohongan. Dalam video sangat jelas digambarkan umat muslim Indonesia intoleran dan membenci golongan Cina.

“Dengan tegas saya meminta pihak berwajib dan seluruh instansi yang berkepentingan agar segera menindaklanjuti video tersebut dan segera mengambil tindakan. Jangan sampai ini menjadi bola liar yang akhirnya menimbulkan gesekan-gesekan yang tidak diinginkan,” harap Dailami.

Selain itu menurut cucu ulama besar Betawi yang juga Ketua MUI DKI Jakarta pada tahun 1977-1984 KH Abdullah Syafi’i ini, video iklan Ahok-Djarot juga sengaja ingin menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Padahal, muslim Indonesia adalah umat yang sangat menjaga kebhinekaan.

“Lihat bagaimana aksi damai umat Islam selama ini. Tidak ada pengrusakan dan tidak ada intimidasi kepada satu ras dan agama tertentu,” katanya.

“Kita semua masih terhanyut dalam indahnya kebhinekaan, tuntutan umat muslim Indonesia adalah penegakan hukum, kenapa harus disebut intoleran,” sambung dia.

Dengan munculnya video tersebut Dailami berharap dapat membuka mata hati kaum muslim yang masih mendukung Ahok-Djarot.

“Saya mengimbau agar seluruh umat muslim seluruh Indonesia umumnya dan Jakarta khususnya, dapat terus menjaga keimanan dan keislaman, selalu menjaga kebhinekaan dan menjaga perdamaian secara utuh dan benar,” seru Bang Dailami. (kl/rmol)