Darah Bercecer di GPII, Aktivis: Halal Demi Oligarki?

Eramuslim.com – Aktivis Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) membuat ulasan dan penuturan yang miris, pasca penggeledahan dan pengruaakan kantor GPI/GPII, Menteng Raya 58, Jakarta, pada Selasa 13 Oktober 2020.

Berikut catatan aktivis PP GPII Eneng Humaeroh, MA dikutip dari jurnas.com.

Suasana mencekam dan sangat menakutkan, darah berceceran di ruangan kantor Markas Besar Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII).

Entah kepala siapa yang terbelah, entah dihajar menggunakan senjata laras panjang atau ditimpuk batu sebesar Patung Tani. Atribut Organisasi kepemudaan terserakan tak beraturan, beberapa peralatan kantor hancur pintu dan jendela rusak.

Bau amis darah tercium begitu menyesakan dada. Nyata ruangan itu porak poranda disebabkan penyerangan dan pengrusakan. Tapi itu tak cukup rupanya, mereka (oknum brimob) melakukan tindakan penyiksaan terhadap para pemuda kader-kader GPII dan PII. Pasalnya kader-kader GPII dan PII turut menyuarakan aksi penolakan RUU Cilaka.

 Gedung yang terletak tak jauh dari Tugu Tani itu menjadi tempat berlindung para demobstran yang terluka dihantam gas air mata dan juga korban pemukulan.

Pada saat terjadi aksi pada Selasa, 13 Oktober banyak peserta aksi yang berlindung di gedung itu dari kejaran aparat.

 Para demonstran itu berlari masuk ke dalam gedung dan aparat terus mengejar dan merusak gedung serta menyiksa para peserta aksi.