Din Batalkan Ceramah Isra Mi'raj di Kedubes Malaysia

Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Din Syamsuddin membatalkan jadwal berceramah di Kedubes Malaysia, atas undangan kedubes itu untuk memberi pencerahan kepada masyarakat Malaysia di Jakarta dalam rangka Isra Mi`raj dan HUT Kemerdekaan Malaysia.

"Pembatalan kesediaan itu, terkait sikap Pemerintah Malaysia menyusul penganiayaan atas wasit pertandingan Karate Indonesia oleh Polisi Malaysia, " kata Din di Jakarta, Kamis.

Menurutnya, sikap Pemerintah Malaysia seperti ditunjukkan oleh Menteri Luar Negeri dan Kepala Polisi Diraja Malaysia, terkesan kurang bersahabat dari dua negara serumpun yang bertetangga dekat.

Din mengatakan, lepas penyebab dari peristiwa penganiayaan tersebut dan proses hukum yang sedang berlangsung, adalah sikap yang arif bagi Pemerintah Malaysia untuk sekedar menyesalkan peristiwa atau meminta maaf sesuai budaya Melayu dan tradisi Muslim.

Justru, sikap yang dilakukan itu akan menambah sentimen di sementara masyarakat Indonesia terhadap Malaysia yang dianggap mulai sombong, dan memandang rendah Indonesia karena mengalami kemajuan ekonomi.

"Tapi itu tidak terjadi ketika Menlu dan Kepala Polisi Malaysia bertemu Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, "ujarnya.

Ia menilai, hubungan antara keduanya tidak boleh atas dasar superior-inferior, karena keduanya memiliki saling ketergantungan yang tinggi, apalagi sebagai dua negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam

"Sebagai dua negara serumpun yang bertetangga dekat, Indonesia dan Malaysia harus mengembangkan hubungan yang harmonis atas dasar saling menghormati, saling menghargai dan saling menguntungkan, "katanya.

Jejak Ketua Umum PP Muhammadiyah ini seharusnya ditiru oleh Presiden SBY. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. A Hasyim Muzadi, mendesak pemerintah untuk menunda kunjungan kerja ke Malaysia, sampai protes Indonesia ditanggapi.

"Pemerintah melalui Menteri Luar Negeri harus menyampaikan protes, karena Malaysia tidak hanya sekali ini mencederai hubungan diplomatik, " katanya.

Menurutnya, bila pemerintah tidak melakukan protes, maka Indonesia akan berbenturan dengan Malaysia untuk selamanya. Pasalnya, "gangguan" dilakukan Malaysia itu cukup banyak.(novel)