Diorama G30S PKI Dihilangkan, Rocky Gerung Singgung Pangkostrad Dudung Dekat dengan PDIP

Diorama G30S PKI Dihilangkan, Rocky Gerung Singgung Pangkostrad Dudung Dekat dengan PDIP


eramuslim.com  – Akademisi Rocky Gerung turut menanggapi hilangnya diorama Penumpasan G30S PKI di Museum Kostrad yang belakangan ramai menyusul pernyataan dari Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Ia mengatakan hilangnya diorama Penumpasan G30S PKI bernuansa politis.

“Mungkin sekali nanti itu juga akan dikembalikan diorama itu kalau Pak Dudung bukan lagi Kasad Pangkostrad. Karena orang lihat ‘Lho kok di zaman Pak Dudung itu dihilangkan?’ Mungkin kita lihat Pak Dudung dekat sekali dengan PDIP, nanti kalau ada Pangkostrad baru yang tidak dekat dengan PDIP, dia akan pulihkan lagi,” kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Rocky Gerung Official, Senin, 27 September 2021.

Rocky Gerung menegaskan bahwa sejarah kelam di masa lalu seperti peristiwa G30S PKI dijadikan sebagai alat politik oleh pihak manapun demi memperoleh reputasi, termasuk dari pihak-pihak yang saat ini berada di dalam kekuasaan.

“Jadi jangan sampai kita seolah-olah peristiwa di masa lalu yang merupakan memori politik bangsa ini (G30S PKI) sekedar jadi alat untuk semiothics of politics, jadi tangga untuk dapat reputasi, itu nggak boleh,” ujarnya.

Menurutnya, bangsa Indonesia memiliki sejarah kelam terkait pelanggaran hak asasi manusia (HAM) seperti yang terjadi dalam peristiwa G30S PKI, meski terdapat banyak penafsiran dari berbagai pihak.

Rocky menceritakan pengalamannya meneliti banyak dokumen terkait sejarah Penumpasan G30S PKI sebagai aktivis di sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) terkait HAM. Dalam temuannya terdapat banyak orang yang mengalami diskriminasi.

“Saya udah puluhan tahun membaca semua dokumen dan meneliti itu sebagai orang LSM zaman dahulu dan mengajar tentang hak asasi manusia tahu bahwa ada versi penyintas yang menganggap bahwa dia diperlakukan tidak adil bahwa dia bukan anggota partai komunis, tapi diseret karena situasi politik yang to be or not to be pada tahun 1965,” ujar dia.

Rocky Gerung juga menemukan adanya catatan sejarah Penumpasan G30S PKI versi militer yang disebut sebagai upaya pengkhianatan terhadap Pancasila oleh PKI.

“Ada versi militer yang menganggap bahwa ini pengkhianatan terhadap Pancasila, ada versi sejarawan yang sampai sekarang itu macam-macam. Jadi semua versi itu harus dinyatakan sebagai fakta bahwa bangsa ini punya kemelut,” kata dia.