Direktur CIPSI: Globalisasi Barat, Ancaman Bagi Tradisi Ilmiah Dunia Islam

Direktur Center for Islamic Philosophical Studies and Information (CIPSI), Prof. Dr. Mulyadhi Kartanegara menyatakan, ada dua masalah besar yang dihadapi dunia keilmuan Islam saat ini. Yaitu,
runtuhnya tradisi ilmiah di dunia Islam dan besarnya tantangan yang dihadapi oleh kaum intelektual Muslim saat ini, khususnya akibat pandangan dunia modern yang sekuler atas sistem pendidikan umat Islam.



Berbicara dalam diskusi di kantor Institute for The Study of Islamic Thought and Civilizatioan (INSIST) di Jakarta, akhir pekan kemarin, Mulyadhi mengatakan, "Gelombang pasang dan globalisasi telah menyapu bersih tradisi Islam yang berbeda dengan tradisi Barat modern, sehingga kalau tidak ada usaha yang sungguh-sungguh dari para pendukung tradisi keagamaan untuk mempertahankan nilai-nilai religius yang terkandung di dalamnya, tidak mustahil, cepat atau lambat, tradisi keagamaan tersebut akan terdesak ke pinggiran."

Dan yang lebih parah lagi, tradisi Islam bisa tersingkir habis di tengah-tengah masyarakat Islam sendiri. "Bahkan mungkin terhapus sama sekali dari jantung kehidupan masyarakat modern, seperti yang telah terjadi di negara-negara modern, " sambungnya.

Karena itulah, Mulyadhi mengaku prihatin atas apa yang terjadi dan pihaknya merasa terdorong untuk melakukan sesuatu yang dapat melestarikan tradisi ilmiah Islam dan mengembangkannya sampai taraf tertentu. Hal itu diharapkan mampu menjawab tantangan dunia kontemporer, khususnya dunia pendidikan, yang telah banyak mengalami sekularisasi.

"Pandangan ilmiah Barat, yang didasarkan pada pandangan positivistik, telah menghasilkan sains sekuler yang cenderung anti-religius, " ujar Guru Besar UIN Jakarta ini.

Ia menegaskan, lantaran tantangan yang dihadapi adalah tradisi ilmiah dan filosofis Barat modern, maka untuk menjawabnya perlu dikembangkan penjelasan dan motode ilmiah yang juga bersifat rasional-filosofis.

Untuk itulah, kata Mulyadhi yang juga alumnus Chicago University, lembaganya (CIPSI) memiliki misi "Membangun sebuah tradisi ilmiah baru, dengan menghidupkan kembali warisan agung ilmiah Islam, dalam perspektif modern, " imbuhnya. (dina)