Direktur GFI: Operasi Intelijen Bermodus Teror Bukan Omong Kosong

Eramuslim – Pengkaji Geopolitik dan Direktur Eksekutif Global Future Institute (GFI), Hendrajit menilai operasi intelijen bermodus teror bukanlah barang baru.

Hendrajit mencontohkan tragedi WTC dan Pentagon,  CIA dan FIB tidak berkutik dalam mengantisipasi serta mencegah adanya aksi terorisme.

Menurutnya ada dugaan bahwa tragedi WTC dan Pentagon adalah operasi  jaringan Neo Kon Wolfowitz di CIA dan FBI yang mematikan kewaspadaan agen intelijen, sehingga aksi teror Al Qaeda bisa terjadi.

“Operasi intelijen bermodus teror membuktikan bahwa itu bukan omong kosong,” ujar Hendrajit kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (24/5).

Lebih lanjut Hendrajit menjelaskan operasi intelijen dengan modus teror bisa saja terjadi di Indonesia. Ia mencontohkan peristiwa aksi penyanderaan di Rutan cabang Salemba di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok beberapa waktu lalu.

Menurutnya ada dua motivasi teroris dalam peristiwa tersebut. Pertama dilakukan benar-benar murni jihad atau karena ideologi. Kedua tidak dipungkiri kemungkinan peristiwa tersebut berlatar operasi intelijen bermodus teror.

“Yang lebih fokus itu terdapat 165 napi teroris mereka di penjara dan belum sama sekali menjalani persidangan, jangan-jangan itu bentuk sumber adanya teroris,” ujar Hendrajit. (rmol)