Ditolak Prabowo Bangun Pangkalan Militer, China Bikin Ulah Lagi: Harus Ada Shock Therapy!

Eramuslim.com – Pasca penolakan adanya pangkalan  militer di Indonesia oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, China kembali berulah. Sepertinya negeri Tari Bambu itu akan terus membuat ulah di Laut Natuna. Buktinya, kapal China Coast Guard (CCG) sengaja berkeliaran di zona eksklusif ekonomi (ZEE) Indonesia. Kapal tersebut berhasil diusir oleh Badan Keamanan Laut RI.

Perbuatan China tersebut dikecam berbagai kalangan. Pengamat Terorisme dan Intelijen dari The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya mengatakan, sebagai negara yang berdaulat, Indonesia dengan segala intrumen kekuatan dan pelindung atas tiap jengkal tanah dan air NKRI.

Menurutnya, Indonesia harus bekerja maksimal dan tuntas atas setiap provokasi negara Asing (siapapun mereka) di wilayah kedaulatan NKRI. “Peran “perang diplomasi” dilevel global harus digelar untuk meraih dukungan penuh atas kedaulatan NKRI yang coba di usik oleh China,” ujar Harits Abu Ulya kepada Harian Terbit, Minggu (20/9/2020).

Harits menyebut, tidak jarang terjadi, eksistensi sebuah negara hakikatnya menjadi “budak” atau negara satelit dari negara asing dengan segala kepentingan strategisnya karena para punggawa dan penguasanya adalah proxi (boneka) atau kumpulan para pengkhianat yang mengabdi untuk asing demi kepentingan opurtunisnya.

Di Indonesia,  hal ini juga perlu dikaji dan disikapi serius oleh institusi yang bertanggungjawab atas pertahanan, keamanan dan kedaulatan negara. “Karena musuh dalam selimut sangat berbahaya, bisa meruntuhkan NKRI dari dalam,” tegasnya.

Harits memaparkan, sangat optimis Indonesia mampu melawan China. Namun semua itu tergantung dari pemimpinnya. Gerombolan domba sekalipun, jika pemimpinnya seekor singa maka domba akan berubah menjadi sepasukan singa. Tidak heran, utusan pasukan Tartar China pernah dipotong kupingnya oleh kerajaan Kediri. Untuk menang tidak sekedar butuh senjata dan teknologi tapi akal dan kesungguhan.