Djarwo, Penjual Korma: Penjualan Tahun Ini Turun 50 Persen

Korma adalah salah satu buah yang sering dianjurkan untuk mengkonsumsinya, terutama pada saat berbuka puasa, karena korma mengandung zat gula yang baik untuk pertumbuhan badan, selain itu ada juga korma khusus untuk pengobatan yaitu Korma Ajwa. Begitu banyak manfaat yang dikandung oleh buah dengan rasa manis ini membuat permintaannya juga meningkat pada saat menjelang bulan Ramadhan tiba.

Kesempataan untuk mengembangkan usaha tahunan ini, juga tidak disia-siakan oleh Djarwo Seorang pedagang buah yang beralih profesi setiap tahunnya-pada saat menjelang Ramadhan dan bulan Dzulhijjah (bulan haji)- sebagai penjual korma.

Djarwo mengaku berjualan korma resikonya lebih kecil dibandingkan dengan berjualan buah-buahan, sebab jika tidak laku tidak akan beresiko busuk, sehingga tidak bisa dijual lagi. Sedangkan korma menurutnya, tahan lama alias tidak cepat busuk, namun untuk mendapat korma-korma tersebut dirinya harus menyiapkan modal terlebih dahulu, karena harus dibeli secara cash dari importirnya yang berada di Pasar Pagi Kota.

"Jualan korma itu gak beresiko, tahan lama, kalau buah kan dijualnya lambat laku. Kalau jual korma itu sedikit tenang-lah," ujar Djarwo yang sudah menggelar lapaknya sejak pagi didepan grosir Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta Pusat.

Ia menceritakan, meskipun mayoritas umat Islam dari semua kalangan memerlukan korma untuk berbuka pada bulan puasa, sesuai dengan ajaran nabi, namun penjualan tahun ini merosot sampai 50 persen dibanding tahun lalu. Kondisi ini dipicu di antaranya karena keadaan negara yang sedang dilanda berbagai musibah, sehingga banyak orang yang mengencangkan ikat pinggang.

"Penjualan sekarang turun 50 persen, masih ramai tahun kemarin," tandasnya yang telah berencana akan mengirimkan uang hasil penjualan korma itu kepada keluarganya di kampung halamannya di Jawa Tengah.

Ada beberapa jenis korma yang dijual di antaranya korma Madinah dan korma Mesir, selain itu juga kismis yang berasal anggur California yang sudah dikeringkan. Djarwo menjelaskan beda korma Madinah dengan korma Mesir, kalau korma Madinah buahnya berbiji, kering, kecil-kecil dan jika dimakan rasanya legit. Sedangkan korma Mesir, buahnya lembek, basah dan rasanya manis seperti gula.

Djarwo menjelaskan harga masing-masing jenis korma berbeda-beda untuk korma Madinah perkilogram standarnya 15 ribu rupiah, dan untuk korma Mesir standarnya 12.500 rupiah perkilogram, namun harga tersebut dapat berubah-ubah tergantung pembeliannya. Dan untuk korma tangkai atau korma palem dari Tunisia harga standarnya satu dus dengan ukuran setengah kilogram berkisar 30 ribu rupiah.

Ia menyatakan, dalam sehari bisa menjual lima sampai sepuluh dus korma, yang menghasilkan uang sebesar 200 ribu rupiah. Pasang surut dalam penjualan korma ini, tidak membuatnya patah semangat, ia tetap bersyukur dengan penghasilan yang didapatnya dalam satu hari. (novel)