DPR: 2006, Ekonomi Sektor Riil Tak Menggembirakan

DPR RI menilai perkembangan makro ekonomi cukup menggembirakan, tapi sayangnya hal itu belum dibarengi dengan menggeliatnya sektor mikro ekonomi. Karena itu, tim ekonomi kabinet masih harus bekerja keras agar kinerjanya membaik.

Persoalan ini menjadi salah satu sorotan DPR yang disampaikan Agung Laksono dalam pembukaan masa persidangan ketiga yang dimulai hari ini, Senin (8/1).

Menurutnya, ada dua alternatif untuk menggerakan sektor mikro ekonomi, yaitu menggerakan atau menggenjot ekspor serta mendorong investasi dalam negeri dan luar negeri. "Saat ini investasi asing justru mengalami penurunan, " ujar dia.

Menurut kajian komisi-komisi terkait di DPR, ungkap Agung, alternatif lain yang mungkin bisa ditempuh untuk mendorong pertumbuhan sektor riil adalah penyerapan dana belanja pembangunan di daerah-daerah. Hal itu diharapkan bisa mendorong tumbuhnya pereknomian di daerah.

‘’Tapi pengalaman tahun 2005 dan 2006, penyerapan daerah atas dana belanja pemerintah itu sangat rendah karena tak ada yang mau jadi pimpro karena takut diborgol karena korupsi. Jadi, mulai 2007 ini kita harapkan penggerakan sektor riil lewat penyerapan anggaran belanja harus jalan, karena kalau ketiga-tiganya tak jalan, ya pemerintahan ini berat, ’’ ujarnya.

Banyak RUU yang memiliki nilai strategis dan sangat dinantikan kehadirannya dalam rangka memberikan dukungan bagi pembangunan ekonomi maupun demokrasi di Indonesia.

Ia menyatakan, ada yang cukup menggembirakan yakni naiknya nilai ekspor. "Ekspor memang mengalami sedikit kenaikan, namun kenaikan itu bukan pada volumenya. Kenaikan nilai ekspor karena terjadinya kenaikan harga sejumlah komoditi di luar negeri, " papar Agung.(dina)