Dr. Tony Rosyid: Anies Memang Beda!

Salam dua jari adalah penyebab mengapa Anies dilaporkan, lalu dipanggil Bawaslu. Rakyat awam pun bertanya: kenapa Anies dilaporkan dan dipanggil? Sementara Ridwan Kamil, Khofifah, dan sejumlah kepala daerah yang memberi dukungan ke Paslon No 01 dan juga melakukan salam satu jari kok tidak dipanggil?

Jawabnya? Anies memang beda. Dia spesial tidak saja di mata rakyat dan penguasa, tapi juga di mata Bawaslu. Alasan dan argumentasi apapun yang akan disampaikan Bawaslu, gak akan didengar. Rakyat akan tutup telinga. Kenapa? Ketidakadilan seperti ini sudah berulang-ulang terjadi. Rakyat lelah, dan makin kehilangan kepercayaan.

Pemimpin memang harus dari komunitas _eksepsional person._ Manusia yang berbeda dari umumnya orang. Mesti punya keunggulan integritas, kompetensi, narasi dan literasi. Ini model pemimpin yang bisa dititipkan harapan rakyat di pundaknya. Dan Anies memenuhi kriteria itu.

Bukan pemimpin jenis _holder of eksepsional posision._ Orang biasa dalam integritas, kompetensi dan literasinya (ordinary people), tapi disekenariokan untuk merebut, mengambil dan menempati posisi pemimpin. Caranya? Orang ini dicitrakan hebat dan layak, padahal sama sekali tak punya kelayakan, apalagi kehebatan. Apa tujuannya? Jadi boneka dan mesin kepentingan. Nah, _holder of eksepsional posision_ ini bahaya bagi sebuah negara. Karena orientasi kerjanya hanya semata-mata untuk membangun citra, bukan untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Gak peduli negara amburadul dan babak belur, yang penting citra dan survei dirinya bagus. Ukuran kesuksesannya pada survei citra diri, bukan soal bagusnya ekonomi, majunya teknologi, dan seterusnya.

Anies Baswedan telah menunjukkan jati dirinya sebagai _eksepsional person._ Kompeten, dan menggunakan kompetensinya untuk menegaskan keberpihakannya kepada mereka yang harus dibela kepentingannya sesuai aturan dan amanah undang-undang. Meski komitmen ini mengundang lawan dan dicari-cari kesalahannya. Anies harus didukung rakyat untuk menghadapinya. Anies tidak akan bisa berbuat apa-apa tanpa dukungan rakyat. Bukan dukungan untuk Anies secara personal, tapi dukungan terhadap integritas dan komitmen keberpihakannya kepada rakyat yang teridentifikasi sebagai wong cilik.

Komitmen, keberanian dan kecerdasan Anies inilah yang mendorong rakyat untuk memberinya julukan “Gubernur Indonesia”. Istilah ini merupakan bentuk apresiasi, juga kerinduan dan harapan rakyat untuk mendapatkan pemimpin bangsa seperti Anies. Lalu muncul tagar #2024AniesPresiden. Inilah bedanya Anies dari yang lain.

Jakarta, 8/1/2019 (kl/swamedium)

*Penulis: Dr. Tony Rosyid, Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa