Drone Emprit Patahkan Tudingan Peneliti UGM: Rakyat yang Kecewa Terhadap KPU Bukan Robot!

Eramuslim.com – Kesimpulan penelitian Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP) Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) menyatakan bahwa lebih dari 50 persen percakapan tentang ketidakpercayaan kepada KPU dilakukan oleh bot (akun robot) patut diragukan keabsahannya. Pasalnya, hasil penelitian yang dilakukan oleh lembaga riset media sosial Drone Emprit dan Media Kernel Indonesia dengan jumlah sumber yang jauh lebih besar justru menyatakan kebalikannya.

“Awalnya saya tidak berminat untuk membahas ini. Saya tidak bisa berkomentar karena tidak tahu bagaimana percakapan yang mengekspresikan “kepercayaan” atau “ketidakpercayaan” kepada KPU itu dibuat dalam setting penelitiannya. Beda setting, tentu beda hasilnya,” kata Pakar Media Sosial dan juga pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi, Kamis (25/4).

“Namun, banyak sekali yang bertanya kepada saya tentang hasil penelitian dari Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP) Fisipol UGM,” tuturnya.

Menurutnya, untuk menguji apakah sebuah akun terindikasi bot atau tidak, bisa menggunakan alat (tools) yang lazim digunakan yakni Botometer. Ini bisa dilakukan melalui link https://botometer.iuni.iu.edu. Dari top akun influencer yang paling aktif diuji untuk mendapat skala kemungkinan mereka adalah bot atau bukan.

“Hasilnya, akun yang paling aktif menyuarakan itu tidak terindikasi sebagai bot. Bahkan 4 di antaranya memiliki score 1.2-1.8 yang artinya adalah akun riil,” ujar Ismail yang juga founder Media Kernels Indonesia ini.

Dijelaskannya, akun yang diuji tersebut diambil dari lima top influencer yang menyuarakan tema tentang ’KPU’ diambil dari kedua kubu. Masing-masing berasal dari top 3 akun dari cluster pendukung 02, dan 2 akun berikutnya dari cluster pendukung 01.

“Hal ini juga menandakan kedua kubu bersama-sama memiliki pengaruh dalam pembangunan opini tentang KPU, meski narasi dari cluster 02 yang lebih dominan. Ini bisa kita lihat dari top twit tentang ‘KPU’,” sambungnya.

Dari 20 top twit, tampak narasi yang dominan dibangun dari pendukung 02 adalah tuntutan agar KPU jujur di bawah pengawasan observer internasional. Misalnya, akun Rizal Ramli mengusulkan agar Carter Center diundang untuk memastikan pemilu jujur. Sementara itu influencer lain dari 02 mulai mengangkat tagar #IndonesiaCallsObservers.