Dua Tahun, Kerugian akibat Pengendalian Impor Jagung Capai Rp 52,16 T

“Kesimpulannya, kebijakan pengendalian impor jagung (stop impor jagung) yang dilakukan oleh Kementrian Pertanian, telah mengakibatkan kerugian ekonomi sebesar Rp52,16 triliun sepanjang 2016-2018,” dalam diskusi “Data Jagung yang Bikin Bingung” di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (21/2)

Yeka membeberkan, selama periode 2013-2018, impor jagung rata rata memang menurun sebesar 13,8 persen per tahun. Namun, selama periode 2013-2018 impor gandum pakan rata rata mengalami peningkatan sebesar 296,5 persen per tahun.

“Jadi, kalau seperti itu, ini hanya substitusi saja. Di satu sisi kita amputasi jagung, di sisi lain kita menggelontorkan impor gandum,” serunya.

Mengikuti formula perhitungan Kementan, lanjutnya, akumulasi penghematan impor jagung selama 2016-2018 sebesar 9,2 juta ton. Maka, kata Yeka, dengan cara yang sama, dapat diketahui kebijakan pengendalian impor jagung berakibat terhadap adanya akumulasi pemborosan impor gandum untuk pakan sebesar 6,35 juta ton, dalam periode yang sama.

Ia menuturkan, perhitungan harga jagung impor saat ini sebesar Rp 3.600 per kg dan harga gandum impor sebesar Rp 4.500 per kg, maka ada penghematan pengendalian impor jagung sebesar Rp 33,12 triliun, sekaligus pemborosan dari impor gandum sebesar Rp 28,58 triliun. Alhasil, kebijakan pengendalian impor jagung berdampak terhadap peningkatan harga pakan.

“Selama 2016-2018, akumulasi kenaikan harga pakan rata rata sebesar Rp 1.200 per kg dengan memperhatikan akumulasi jumlah pakan ayam (layer dan broiler) selama 2016-2018 sebesar 52,5 juta ton, maka kerugian akibat penerapan kebijakan pengendalian impor jagung sebesar Rp 63 triliun,” tuturnya.

Dengan meningkatnya harga jagung, pendapatan petani pun diakuinya meningkat. Dalam hitunganya, akumulasi peningkatan harga jagung ditingkat petani selama 2016-2018 sebesar Rp 300 per kg. Dengan menggunakan asumsi faktor koreksi BPS sebesar 43,43 persen, maka produksi jagung per tahun diperkirakan sebesar 13 juta ton. Dengan demikian selama 2016-2018, akumulasi produksi jagung sebanyak 49 Juta ton dan benefit tambahan akibat peningkatan harga jagung adalah Rp 14,7 triliun.

“Tersenyumnya petani diiringi dengan menangisnya peternak karena harga pakan meningkat. Padahal, dalam program peningkatan produksi jagung, ada pengeluaran subsidi jagung Rp 8,4 triliun,” tandasnya. [jp]

Buku pilihan pekan ini,  silahkan pesan stok terbatas, klik ini :

https://m.eramuslim.com/resensi-buku/resensi-buku-preorder-edisi-revisi-penyempurnaan-digest-12-imperialisme-kuning.htm