Dugaan Konspirasi Pembunuhan Nasrudin

Selain Wiliardi Wizard yang bikin heboh pengadilan, kesaksian terdakwa eksekutor pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen, Hendrikus Kia Walen pun punya kesaksian menarik. Hendrik mengaku kalau ada tim lain yang selalu membuntuti ia dan timnya yang terdiri dari Eduardus Noe Ndopo Mbete alias Edo, Fransiskus Tandon Keren, Daniel Daen Sabon dan Heri Santoso.

Setiap kali Hendrikus dan kawan-kawan membuntuti gerak-gerik korban, tim lain tersebut selalu ada di lokasi. Biasanya, tim lain itu memberikan isyarat tertentu. Mereka biasanya berkendaraan mobil terano, panther, dan motor. Pakaian mereka umumnya safari, membawa HT dan senjata.

"Mereka seperti kenal saya, tapi saya tidak kenal mereka. Setiap kami bergerak, mereka selalu ada," jelasnya pada persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, kemarin.

Edo yang juga bersaksi dalam persidangan mengakui hal ini. Edo mengaku pernah menanyakan keberadaan tim siluman itu ke Wiliardi. Dan Wiliardi mengiyakan kalau tim itu juga bagian dari tim aparat.

Selama operasi itu, semua anggota tim sipil yang direkrut oleh Edo ini sama sekali tidak ada order untuk membunuh Nasrudin. Edo mengaku bahwa ia dan timnya diminta Wiliardi hanya untuk membuntuti Nasrudin, karena orang ini dianggap membahayakan negara.

Saat hari eksekusi, seorang anggota tim Edo bernama Fransiskus menceritakan kalau saat itu bukan hanya mobilnya yang menghalangi mobil BMW Nasrudin. Ada Isuzu Panther merah. Tapi, ia tidak tahu siapa yang berada dalam mobil tersebut.

Begitu pun dengan kesaksian anggota tim Edo yang lain bernama Heri Santoso. Pengendara sepeda motor Yamaha Scorpio ini pun menyatakan keheranannya. Pasalnya, ada pengendara sepeda motor lain selain dirinya yang juga ikut menguntit Nasrudin.

Setelah peristiwa pembunuhan itu terjadi, Edo dan timnya mengaku disiksa polisi agar mengakui perbuatan membunuh Nasrudin Zulkarnaen.

Menurut Edo, ia dipukuli dan diminta untuk tidak menjadi pahlawan kesiangan. “Di atas kamu, kita sudah pegang semua. Ada anggota, ada Pak Sigid, dan di atasnya lagi ada pejabat negara, orang kuat negeri ini. Jadi kamu ngaku saja. Jangan jadi pahlawan kesiangan,” kata Edo menirukan bentakan aparat yang menyiksanya.

Dalam kesaksian di Persidangan Wiliardi Wizard, Edo menolak mengakui perbuatan tersebut. "Saya tidak pernah menyuruh membunuh Pak Nasrudin. Saya hanya menyuruh agar mengikuti Nasrudin kalau ada yang aneh agar menghubungi saya," ujarnya.

Sebelumnya, dalam sebuah diskusi soal pembunuhan Nasrudin, pengacara Edo pun membeberkan cerita yang disampaikan kliennya soal penyiksaan yang mereka alami. Menurutnya, semua anggota tim sipil yang dibentuk Wiliardi ini dibawa aparat ke sebuah tempat yang bernama Pondok Nirwana di daerah Cawang.

Di sana, mereka dipaksa untuk mengakui telah membunuh Nasrudin. Mereka ditelanjangi, disetrum, dan dipukuli. “Ini bukan cerita dari saya. Tapi ini fakta persidangan yang mereka sampaikan di persidangan,” ujar sang pengacara. mnh/dtk/berbagai sumber.

foto: wartakota