Dunia Tergantung Indonesia

Eramuslim – Judul di atas niscaya memunculkan beberapa perdebatan baik ringan, sedang, hingga debat berat berklasifikasi filsafat maupun geopolitik. Tentunya, “Itu fiktif atau fakta; mitos atau sekedar mimpi; fiksi atau realitas; itu opini atau cuma menyenangkan diri sendiri?”.

Maka entah mitos, fiktif, opini ataupun fiksi, penulis teringat nasehat leluhur dulu: “Dunia tergantung Indonesia, Indonesia tergantung Jawa, Jawa tergantung Jawa Timur.” Titik. Pertanyaan dari penulis, “Jawa Timur tergantung mana, dan mana tergantung siapa?” Mari kita diskusi sejenak sembari ngopi sebatas Dunia Tergantung Indonesia saja, tak sampai ke Jawa, Jawa Timur, apalagi mana dan siapa.

Tak dapat dipungkiri siapapun, bahwa takdir geopolitik Indonesia ditinjau dari perspektif global sungguh menggiurkan lagi sangat strategis. Apa saja elemen dan/atau faktornya?

Pertama, geoposisi silang di antara dua samudera (Lautan Hindia dan Pasifik) dan dua benua (Australia dan Asia) mengandung konsekuensi bahwa hampir 80% perdagangan dunia bersinggungan di Indonesia, bahkan 50% tanker minyak dunia melintasi perairan/selat-selat Indonesia. Ya. Perairan kita dilintasi Sealane of Communication (SLOC), yaitu jalur pelayaran global untuk barang dan jasa tak kunjung sepi;