Elektabilitas Jokowi Katanya Tinggi, Kok Rupiah Nyungsep?

Eramuslim.com -Partai Gerindra angkat suara terkait hasil survei sejumlah lembaga. Dalam empat bulan terakhir, lembaga-lembaga survei menempatkan elektabilitas Joko Widodo tertinggi dari capres lainnya.

Terbaru, dua hari lalu, Litbang Kompas merilis elektabilitas Jokowi 55,9% dan kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah Jokowi sebesar 72,2%.

“Selalu alasan tingginya elektabilitas Joko Widodo dihubungkan dengan tingkat kepuasan masyarakat yang cukup tinggi terhadap kinerja ekonomi pemerintahan Joko Widodo,” kata Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono dalam pesan elektronik yang dipacarluaskannya, Kamis (26/4).

“Tapi anehnya kok nilai kurs dolar AS terhadap rupiah dalam empat bulan terakhir justru meningkat alias terjadi pelemahan rupiah yang sempat menembus kisaran Rp 14 ribu per dolar,” sambung dia.

Arief menyebut elektabilitas Jokowi yang tinggi hanyalah elektabilitas jadi-jadian. Sebab nyatanya tidak direspons positif pasar keuangan dan modal.

Ambruknya rupiah kata dia menunjukan kegagalan kinerja ekonomi di era Jokowi. Ekspor nasional bergerak menurun sementara impor meningkat.

Sudah dapat dipastikan, tambah dia, kenaikan kurs dolar berdampak pada industri di Indonesia yang 80% kandungan bahan bakunya saat ini harus diimpor.

“Akan terjadi pengurangan produksi di sektor-sektor indutri dengan tingginya nilai dolar. Pengurangan produksi akan berakibat pada pengurangan tenaga kerja. Artinya tingkat pengangguran nasional akan tinggi,” kata Arief.

Dampak lain dari kenaikan dolar terhadap rupiah, kata dia, akan banyak proyek infrastruktur yang mangkrak.

“Nah sudah pasti program infrastruktur akan diserahkan ke pihak swasta karena negara sudah melewati batas limitasi untuk melakukan hutang kembali akibat meningkatnya hutang yang disebabkan naiknya dolar,” tukas Arief. [rakyatmerdeka]