Empat Alasan UAS Tidak Mau Memenuhi Hasil Ijtima Ulama

“Yang paling mengetahui diri kita, kita sendiri. kami senang sekali dengan ustaz tegas berapi-api saat ceramah tapi setelah turun dari mimbar dia amat sangat lembut dan lunak, susah untuk mengatakan tidak. Dalam politik kita tidak bisa bilang tidak. Saya pribadi kepada jemaah itu susah mengatakan tidak maka masjid mana iya, iya, iya. Kalau itu dibawa ke dunia politik wah bisa kacau. Saya bisa iyakan semuanya, iya iya itu bahaya sekali itu salah satu contoh kecil,” kata Ustaz Somad yang dikutip dari acara Talkshow TvOne.

“Saya orangnya terlalu mudah, tak sampai hati melihatnya kalau dalam dunia pendidikan baik, tapi kalau dunia politik tidak bisa harus ada ketegasan,” sambungnya.

Popularitas di Medsos Tidak Bisa Jadi Ukuran

Banyak yang menginginkan Ustaz Somad maju sebagai cawapres karena memiliki popularitas, khususnya di kalangan umat Islam. Ini bisa dilihat di media sosial saja ceramah Ustaz Somad bisa ditonton jutaan orang. Tapi menurutnya, populer di media sosial tidak bisa jadi ukuran dirinya dengan mudah menjadi cawapres.

“Siapa yang paling banyak dicari di internet. itu tidak bisa dijadikan standar. Saya sendiri sudah cek, yang paling banyak Ustaz Abdul Somad, tapi masih dikalahkan Nisa Syabian. Itu enggak bisa dijadikan standar,” jelasnya.

UAS Netral, Tidak Mendukung Calon Manapun

Walau tidak masuk dunia politik, Ustaz Somad berpesan kepada capres dan cawapres harus memperjuangkan Islam. Kemudian menjadi pemimpin yang adil dan amanah.