Fasal Basri: Indonesia Tertinggi Utang ke Asing, Jangan Menyesatkan Rakyat!

Eramuslim.com – Pembayaran bunga utang Indonesia menguras Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN). Sepanjang Januari hingga Maret 2018 saja, pemerintah telah menggelontorkan dana sebesar Rp 68,5 triliun untuk membayar bunga utang.

Pembayaran tersebut tumbuh 5,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pembayaran bunga utang Indonesia menguras 28,7% pagu APBN 2018.

Tingginya bunga utang Indonesia yang harus dibayarkan setiap tahun dianggap sangat membebani keuangan negara. Kondisi itu semakin diperparah dengan devisitnya manufaktur dan migas.

Ekonom senior Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Faisal Basri merasa khawatir dengan tingginya utang Indonesia yang menyebabkan pembayaran bunga semakin tinggi.

Menurut Faisal, alokasi anggaran yang kenaikannya sangat tinggi di APBN adalah belanja barang dan pembayaran bunga utang Indonesia. Belanja barang naik 64 persen dari 2014 ke 2017.

“Kedua, yang paling besar tambahan kenaikannya apa? bayar bunga. Ketiga baru infrastruktur. Jadi sangat tidak benar kalau utang itu untuk infrastruktur semua, gitu lho,” ucap Faisal dalam acara Indonesia Business Forum bertajuk “Rupiah Anjlok, Pasar Saham Ambruk.”

Menurut Faisal, pembayaran bunga utang Indonesia naik dari 11 persen menjadi 17 persen pada tahun 2017.

“Jadi pemerintah juga jangan menyesatkan rakyat dong, seolah-olah kalau tidak ada utang, tidak ada pembangunan infrastruktur. Terbukti pembangunan infrastruktur terkecil,” imbuhnya.