Ferdinand Menyesal Pernah Dukung Jokowi Jadi Presiden

Namun, harapannya ternyata keliru. Hal ini sudah terlihat ketika Jokowi dalam membentuk Kabinet Kerja pasca menang di Pilpres 2014. Pemerintahan Jokowi yang sudah berjalan pun kebijakannya kadang membuatnya heran. Hal ini yang membuatnya loncat ke Demokrat karena salah memilih. Ia menegaskan sikap politiknya yang sering mengkritik Jokowi bukan karena faktor tak mendapatkan jatah.

“Sekarang malah utang ugal-ugalan, bahkan seperti pecandu, pemadat terhadap utang. Membuka pintu bangsa kepada asing bahkan meminta asing datang bergerombol. Ini terbalik dari janji,” ujar Ferdinand.

Dia menagih janji Jokowi soal Trisakti Bung Karno yang ternyata hanya hiasan bibir yang manipulatif. Ia menyoroti power Jokowi saat ini terlihat lemah secara politik karena terlalu banyak tokoh yang mengaturnya.

“Kita sekarang tidak berdaulat, tidak mandiri sama sekali. Bahkan Jokowi pun tidak berdaulat di dalam jabatan dan posisinya. Terlalu banyak sosok yang bisa mengaturnya,” ujar anggota tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno itu.

Kemudian, ia pun mengaku bangga saat ini berada di barisan oposisi yang ingin mengganti Jokowi di Pilpres 2019. Bagi dia, sikapnya rasional dan realistis dengan mengganti presiden.

“Sekarang saya di barisan akal sehat untuk mengakhiri semua kepalsuan ini. Indonesia harus diselamatkan dari tangan pemimpin yang tak mampu memimpin tapi hanya bisa menjabat. Ini tak baik bagi Indonesia.” [viva]