Film Nussa Disebut BuzzeRp Kampanyekan Taliban, Ini Balasan Keren Sang Kreator

Angga pun membalas cuitan itu. “Ah elo ayam sayur, Eko. Diajak nonton dan diskusi langsung sama gue, enggak nongol hidung lo. Mengkonfirmasi untuk tidak datang. Ayam sayur kayak lo cuma berani sembunyi di balik jempol. Enggak cukup punya nyali dan intelektualitas buat berdebat,” tulisnya.

Ia menjelaskan, undangan sudah diberikan kepada Eko untuk menonton film kartun ini. Tapi Eko menolak dengan alasan film ini kerja bareng dengan pendakwah Felix Siauw. “Saya orang yang terbuka dan respect dengan sikap berseberangan, saling tidak sepakat dan berbeda pendapat. Itu indahnya demokrasi,” cuitnya.

Di cuitan pengguna Twitter lainnya, Angga menjelaskan tak perlu dengan kekerasan untuk meladeni celotehan Eko. “Enggak perlu kekerasan. Film itu ide. Kalau enggak sependapat karena belum nonton, ya diajak nonton. Habis nonton, idenya mau dikomentari, dikritik, ya monggo,” balasnya.

Menurut Angga, konsekuensi dari sebuah karya yang dipublikasikan adalah siap untuk dikomentari dan dikritik sepanjang orang yang mengritik sudah menonton, membaca, mendengar, atau melihatnya. “Tapi kalau ruangnya ogah dimanfaatkan lalu beraninya bersembunyi di balik jempol, ya ayam sayur,” cuitnya meledek cuitan Eko yang belum-belum sudah menuduh tanpa mau menonton film itu dulu.

Angga Sasongko selanjutnya menegaskan, film animasi panjang pertama Visinema dan The Little Giantz itu mendapatkan apreasi dari dunia perfilman internasional. “Puji Tuhan sudah mulai diapresiasi. Dipilih kurator untuk World Premier di Bucheon Internasional Film Festival bulan depan. Salah satu festival terbaik di Asia. Terima kasih,” tulisnya sambil menunjukkan poster film Nussa dipromosikan di festival film itu. (*)