Gabungan Ormas Islam Palembang Tuntut Kapolri Tito Mundur

Koordinator Aksi Donny Meilano mengatakan, peristiwa bentrokan usai aksi damai di Bawaslu RI beberapa waktu lalu merupakan tragedi kemanusiaan. Oleh karena itu gabungan ormas islam dan majelis taklim di Palembang ini menunjukkan solidaritasnya untuk para korban yang tewas ditembak oleh para oknum aparat di Jakarta.

“Kami menuntut agar polisi betul-betul mengusut, siapa pelaku yang menembak mati para korban itu. Ini nyawa, sedih. Kapolri harus bertanggung jawab,” ujar dia.

Dirinya berujar, saat beberapa masyarakat Palembang yang turut ikut dalam aksi di Jakarta pada 21-22 Mei bertemu dengan anggota Brimob asal Sumsel, para anggota tersebut mengaku sudah lelah menghadapi rentetan kerusuhan yang terjadi tersebut.

“Tuntutan kami selanjutnya adalah menuntut para Brimob itu untuk ditarik lagi ke Palembang. Kasihan mereka sudah letih dan capek. Mereka bilang kepada kita kalau mereka sudah ingin pulang dan rindu keluarga,” ujar dia.

Massa aksi pun menggelar buka puasa bersama di depan Mapolda Sumsel saat azan magrib berkumandang. Massa aksi dan aparat kepolisian saling berbagi makanan dan minuman untuk berbuka puasa.

Sementara itu Kapolda Sumsel Inspektur Jenderal Zulkarnain Adinegara mengatakan pihaknya mengapresiasi ratusan massa yang menyuarakan pendapatnya dengan menjaga ketertiban dan ketentraman di Palembang. Pihaknya pun akan mengakomodir semua tuntutan massa dan menyampaikannya ke pusat.

“Saya senantiasa menerima, apalagi dengan cara damai seperti ini. Di tengah massa aksi pun banyak ustaz dan kiai besar, saya sangat hormat kepada mereka. Untuk tuntutan menarik anggota Brimob, sebisa mungkin agak ditarik setelah keadaan kondusif. Besok tanggal 30 [Mei] sudah bisa pulang,” ujar dia. [cnn/kl]