Habib Rizieq Shihab-Jokowi: Ya Jauh Bedalah

Eramuslim.com

By Rahmi Aries Nova

Revolusi Akhlak yang diusung Jokowi ternyata mampu melahirkan semakin banyak koruptor. Revolusi mental ini telah mementalkan dua menterinya ke penjara, karena korupsi, yaitu Edy Prabowo (Menteri Kelautan dan Perikanan), dan Juliardi Peter Batubara (Menteri Sosial). Juliardi Batubara adalah Wakil Bendahara Umum PDIP periode 2019-2024 yang merupakan partai pengusung Jokowi-Ma’ruf Amin.

KERUMUNAN Jokowi di NTT disebut ingin ‘menyaingi’ kerumunan yang terjadi ketika Habib Rizieq Shihab kembali dari Tanah Suci.”

Suka atau tidak, diakui atau tidak, faktanya ‘kelas’ Presiden Joko Widodo memang di bawah Habib Rizieq Shihab atau HRS.

Faktanya, kerumunan yang terjadi saat HRS pulang dengan kerumunan yang ‘dibuat’ Jokowi di NTB sangat jauh berbeda.

HRS mampu ‘membuat’ kerumunan yang disebut mencapai jutaan orang. Padahal, tanpa undangan.

Akan tetapi, kerumunan yang dibuat Jokowi, walau seorang presiden, jumlahnya tidak mencapai ratusan ribu, bahkan hanya ribuan orang.

Padahal, ada acara pembagian oleh-oleh dari sang presiden, yang selama ini sering dilemparkan dari dalam mobil.

Hanya ribuan orang, atau bahkah di bawah angka 5.000 orang sebagaimana yang bisa ditonton di media sosial maupun media mainstream. Perbedaannya jauh, ibarat kata pepatah, “Bagaikan bumi dan langit.”

Padahal, keduanya sama-sama pemimin. Bedanya, HRS pemimpin umat, sedangkan Jokowi pemimpin negara.

Jokowi berhasil memperoleh kursi presiden dari ‘pemberian’ partai dan pemodalnya. Mungkin ia dipilih karena sosoknya ‘ndeso‘ yang bisa dipakai untuk menarik simpati rakyat kelas ‘bawah’.

Sebab, berdasarkan Survei Indikator, “Basis Pendukung Jokowi Berpendidikan Rendah, Prabowo dari Kalangan Berpendidikan Tinggi.” (Kompas, 3 April 2019).

Sementara sejak Aksi Damai 2 Desember 2016 atau dikenal aksi 212, HRS dianggap sebagai pemimpin umat bagi sebagian besar muslim di tanah air.

Namun, sebagian tidak percaya dan mengatakan, “Hal itu terlalu berlebihan.”