Habib Umar: Ulama Terjun ke Politik Buat Mengayomi, Jika Sebaliknya Dia Bukan Ulama Lagi

Eramuslim – Habib Umar bin Hafidz bicara soal perspektif Agama terhadap kebangsaan. Hal ini untuk menjawab pertanyaan dari Muhamad Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TBG).

Dalam sebuah dialog yang digelar pada Minggu (7/10) bersama Habib Umar dan 30 tokoh nasional, Habib Umar mengatakan pandangan kebangsaan yang dimaksud adalah aman, keadilan, dan penghargaan terhadap sesama, maka adalah Islam.

“Kaum muslimin harus menjaga hak-hak non-muslim ketika minoritas, apalagi ketika kaum muslimin menjadi mayoritas,” kata Habib Umar.

Habib Umar lalu memberikan pandangan-pandangannya terkait Islam yang kontemporer. Selain itu, ia juga bercerita tentang kehidupan nabi dan sejarahnya.

“Tentang problematika umat Islam kontemporer, beberapa hal yang masih saya ingat di antaranya adalah bahwa Islam amat menghormati semua makhluk, hewan sekalipun, apalagi manusia. Menyakiti hewan saja berarti sudah melanggar salah satu prinsip ajaran Nabi, bagaimana dengan menyakiti manusia?!” tutur Habib Umar.

“Bagaimana Nabi memberikan hidangan yang sangat layak kepada para tawanan-tawanannya, lebih dari yang beliau makan. Hal yang tidak kita jumpai bahkan di zaman ini yang katanya menjunjung tinggi hak asasi manusia. Kenapa bisa demikian? Karena Nabi melakukan semuanya dengan rahmah,” sambung dia.

Habib Umar lalu bicara soal politik yang kini juga menghinggapi para ulama. Menurut dia, politik merupakan alat dimana seseorang untuk mencapai tujuannya. Habib Umar memang tak melarang ulama untuk berpolitik, namun ada beberapa hal yang memang perlu dihindari oleh ulama dalam politik.