Halaqah Ulama Kedua: Ma’ruf Amin Jadi Cawapres Salahi Aturan Nahdliyyin

Eramuslim – Majunya Ma’ruf Amin sebagai Cawapres pada Pilpres 2019, ternyata menyalahi Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama (AD/ART NU). Karena itulah, sekitar 90 ulama dan anak cucu pendiri NU menggelar halaqah (pertemuan) kedua di rumah KH Hasib Wahab Chasbullah.

Pertemuan berlangsung di Ponpes Chasbullah Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang, hari Rabu (14/11) kemarin. Dalam pertemuan, para ulama sepakat menjadikan Komite Khittah Nahdlatul Oelama (NO), sebagai wadah berkumpulnya para ulama dan keturunan pendiri NU.

Kecuali itu peserta juga sepakat menyerukan agar PBNU menggelar Muktamar Luar Biasa (MLB) NU. Komite Khittah dipimpin Pengasuh Ponpes Tebuireng, Jombang, KH Salahuddin Wahid (Gus Solah).

“Metamorfosa Ma’ruf Amin dari seorang ulama yang sangat dihormati, kembali menjadi seorang politisi “sejati” (real politician), menjelaskan kepada kita betapa besarnya godaan atas kekuasaan.”

Adik kandung almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu akan dibantu KH Hasib Wahab, DR. Nasikhin Hasan, Prof. Ahmad Zahroh, Gus Fahmi Hadzik, KH Hasyim Karim dan KH Agus Solahul Aam Wahib.

Pembentukan Komite Khittah NO ini, menurut KH Choirul Anam, akan dimintakan restu dan doa ke para ulama sepuh NU. Terutama ke Kiai Maimun Zubair dan Kiai Mustofa Bisri dari Rembang, serta Kiai Tholhah Hasan.

Komite ini, lanjut mantan Ketua DPW GP Ansor Jatim yang akrab dipanggil Cak Anam itu, targetnya melaksanakan khittah NU. Karena, selama ini, pelaksnaannya merasa tidak pernah diberi contoh oleh para petinggi di Pengurus Besar (PB) NU.

“Contohnya dalam anggaran dasar NU, Rais Aam PBNU tidak boleh mencalonkan diri dan dicalonkan dalam jabatan politik apapun. Tapi, ini tidak berlaku bagi Kiai Ma’ruf Amin,” ujar Cak Anam usai halaqah, seperti dilansir Surya.co.id, Rabu (14/11).