Harga Ayam Meroket, Pengamat Minta Pemerintah Jangan Sibuk Pencitraan

Eramuslim – Ketua DPP Partai Demokrat Herman Khaeron meminta Pemerintah tidak tinggal diam atas kenaikan harga jual ayam yang mencapai Rp 45.000 per kilogram.

Padahal, kata Herman, pangan merupakan komoditas yang dibutuhkan seluruh masyarakat dan dibutuhkan setiap hari.

“Jangan juga karena pencitraan data dimanipulasi, sangat bahaya dan yang susah rakyat,” kata Herman saat dihubungi di Jakarta, Senin (23/7).

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI ini mengaku, dirinya sudah memprediksi kenaikan harga pangan ini. Pasalnya, Pemerintah belum bisa menjaga daya beli masyarakat dengan tindakan yang nyata.

 

“Pangan sebagai urusan penting harus betul-betul dijaga ketersediaan dan keterjangkauanya. Sejak awal saya sampaikan bahwa kenaikan harga BBM dan Listrik pada akhirnya akan menaikan harga-harga lainnya,” jelasnya.

“Harus ada upaya yang nyata dan memadai disisi budidaya, jangan menganggap enteng urusan pangan,” tegasnya.

Diketahui, para pedagang daging ayam di pasar tradisional Kabupaten dan Kota Magelang, Jawa Tengah, kompak tidak berjualan, Minggu (22/7).

Mereka protes dengan harga daging dari peternak yang melambung tinggi belakangan ini, karena pasokan dari peternak yang sulit empat hari ini.

Ditambah, harga ayam hidup dari peternak Rp 25.000 per kilogram. Harga ini dinilai masih tinggi dari biasanya yang tidak sampai Rp 20.000 per kilogram.

Sebelumnya, harga jual menjelang hingga sesudah Lebaran berkisar di angka Rp 35.000-36.000 per kilogram. Dan kini menyentuh di harga jual Rp 45.000.(tsc)