Harga BBM Dinaikan itu Tanda Ada Masalah Ekonomi

Eramuslim.com – Juru bicara Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Gamal Albinsaid, mengatakan kenaikan harga BBM menandakan adanya masalah ekonomi. Menurutnya, kenaikan harga saat ini sudah dirasakan masyarakat.

“Jadi ini mungkin kita merasakan semua, ya. Artinya berbagai problem yang kita hadapi sekarang, seperti kenaikan dolar, lalu juga Premium dan sebagainya itu, memberikan pesan bahwa kita memiliki masalah ekonomi saat ini,” kata Gamal di Media Center Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Rabu (10/10/2018).

Gamal enggan berkomentar soal ditundanya kenaikan harga BBM Premium. Dia hanya berharap kebijakan pemerintah membantu rakyat miskin.

“Ya, kalau kami tidak ingin terlibat dalam konteks bagaimana pemerintah merespons kebijakan itu ya. Jadi yang jelas kami harap kebijakan-kebijakan pemerintah itu bisa membantu masyarakat yang kondisinya miskin, masyarakat yang betul-betul mengalami permasalahan ekonomi,” kata Gamal.

“Jadi betul-betul kebijakan apa pun yang diambil itu harus berpihak kepada masyarakat yang 25,95 juta yang mereka tak mampu, lalu masyarakat yang memang mereka sekarang dalam kemiskinan atau masyarakat yang hampir miskin,” imbuhnya.

Dalam konteks perbaikan ekonomi dan kestabilan harga ini, Gamal yakin capres-cawapres nomor urut 02 bisa menanganinya.

“Kami optimistis bahwa dalam konteks itu kita melihat dalam konteks pemilihan pemimpin, ya kita melihat kita hadapi sekarang dan masalah yang akan kita hadapi di hari-hari ke depan sehingga sosok pemimpin yang kompatibel dengan permasalahan yang kita hadapi itu yang kita yakin bisa menjadi solusi buat kita ke depan,” jelasnya.

Sejak 17 Juli lalu, harga Pertamax di Jakarta Rp 9.500 per liter. Mulai hari ini, harga Pertamax menjadi Rp 10.400 atau naik Rp 900 per liter.

Penyesuaian harga BBM jenis Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, Pertamina Dex, dan Biosolar Non PSO merupakan dampak dari harga minyak mentah dunia yang terus merangkak naik. Saat ini harga minyak dunia rata-rata menembus USD 80 per barel. [dtk]