Heboh Kalung Antivirus Corona, #KalungAntiBego Jadi Trending di Twitter

“Bapak ini (Mentan) tau aja orang Indonesia lebih percaya jimat ketimbang obat,” cuit akun @bayupangestu29_.

Warganet juga membuat lelucon kalung penangkal virus corona yang dianggap mirip jimat dengan mengunggah foto botol minyak kayu putih dikalungkan dengan karet ke leher orang.

“Bentar lagi WHO (organisasi kesehatan dunia) buat status ngakak lihat Indonesia memproduksi #KalungAntiBego,” tulis akun @muh_ikhwan90.

Sementara akun @iqbalskk8 menulis komentar sindiran dengan menyebut bahwa menghalau virus pakai Smadav atau Avira yang gambarnya payung, bukannya pakai #KalungAntiBego. Bahkan sutradara kenamaan Indonesia, Joko Anwar, ikut berkomentar di akunnya, “Goodbye cruel world”.

Kementan pun menjawab keraguan banyak pihak mengenai kalung ini. Kepala Badan Litbang Pertanian Kementan, Fadjry Djufry, memastikan kalung antivirus itu telah melalui uji molecular docking dan uji in vitro di Laboratorium Balitbangtan.

Dia menjelaskan, laboratorium tempat penelitian eucalyptus telah mengantongi sertifikat level keselamatan biologi atau biosafety level 3 (BSL 3) milik Balai Besar Penelitian Veteriner.

Virologi Kementan pun sudah melakukan penelitian sejak 10 tahun lalu dan tak asing dalam menguji golongan virus corona seperti influenza, beta corona dan gamma corona.

Terkait banyaknya keraguan terhadap antivirus ini, Fadjry mengatakan hingga saat ini, banyak negara yang berlomba-lomba menemukan antivirus corona, begitu pula di Indonesia.

Pemerintah, kata dia, terus mencoba mencari cara dan menemukan obat untuk mencegah serta menangani virus corona yang masih mewabah di Indonesia.

“Ini bukan obat oral, ini bukan vaksin, tapi kita sudah lakukan uji efektivitas. Secara laboratorium secara ilmiah, kami bisa buktikan, paling tidak ini bagian dari upaya kita, minyak eucalyptus ini juga sudah turun menurun digunakan orang dan sampai sekarang tidak ada masalah, sudah puluhan tahun lalu orang mengenal eucalyptus atau minyak kayu putih, meskipun berbeda sebenarnya. Tetapi masih satu famili hanya beda genus di taksonomi,” ujarnya. []