Imam Shamsi Ali: 950 Triliun? That’s a Lot of Money!

eramuslim.com – Skandal megakorupsi yang terjadi di Pertamina menuai kecaman keras dari berbagai pihak. Salah satu kritik datang dari Imam Shamsi Ali, diaspora Indonesia di Amerika Serikat, yang mendesak Direktur Utama Pertamina serta Menteri terkait untuk mundur dari jabatannya.

Desakan tersebut disampaikan melalui media sosialnya setelah muncul laporan dugaan korupsi yang mencapai hampir Rp 1.000 triliun.

“Harusnya Menteri yang membawahi, Dirut, dan semua yang terkait mundur dan bertanggung jawab. 950 Triliun? That’s a lot of money,” tulis Shamsi Ali melalui akun Twitter pribadinya, @ShamsiAli2.

Ia menyoroti besarnya dugaan kerugian negara akibat kasus ini serta membandingkannya dengan manfaat yang seharusnya bisa dirasakan oleh rakyat.

“Berapa sekolah, rumah sakit, universitas, dan lain-lain yang bisa dibangun dengan duit ini? Akankah berlalu tanpa pertanggungjawaban para elit?” tambahnya.

Dugaan korupsi di lingkungan Pertamina memang menarik perhatian publik, terutama karena jumlahnya yang sangat besar.

Sebelumnya, beredar infografis bertajuk “Liga Korupsi Indonesia”, yang memetakan berbagai skandal korupsi dengan nilai kerugian fantastis. Dalam daftar tersebut, PT Timah menempati peringkat pertama dengan dugaan korupsi sebesar Rp 300 triliun terkait tata niaga timah. Praktik ilegal yang dilakukan perusahaan pelat merah ini disebut-sebut telah menyebabkan kerugian negara dalam jumlah luar biasa.

Di posisi kedua, Pertamina menjadi sorotan karena dugaan skandal pencampuran bahan bakar minyak (BBM) yang merugikan negara hingga Rp 193,7 triliun. Kasus ini melibatkan anak perusahaan Pertamina, yakni Pertamina Patra Niaga, yang diduga mencampurkan BBM bersubsidi dengan non-subsidi untuk memperoleh keuntungan besar secara ilegal.

Sementara itu, Bank Indonesia berada di peringkat ketiga dalam skandal Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), dengan nilai korupsi yang mencapai Rp 138 triliun. Dana yang seharusnya digunakan untuk menyelamatkan perbankan nasional pasca-krisis ekonomi justru diselewengkan oleh sejumlah pihak.

Selain itu, berbagai kasus korupsi besar lainnya juga mencatatkan kerugian negara yang tak kalah fantastis. PT Dutapalma diduga merugikan negara Rp 78 triliun dalam kasus penyerebotan lahan, TPPI mengalami kerugian Rp 37,8 triliun akibat penjualan kondensat ke pihak asing, dan ASABRI tersandung skandal pengelolaan dana investasi senilai Rp 22,7 triliun.

Kasus lainnya yang turut mencuri perhatian meliputi PT Jiwasraya (Rp 16,8 triliun) dalam manipulasi laporan keuangan, PT Musim Mas (Rp 12 triliun) terkait izin ekspor sawit mentah, serta Garuda Indonesia (Rp 9,37 triliun) dalam kasus pengadaan pesawat CRJ. Selain itu, proyek BTS 4G di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) juga dikaitkan dengan dugaan korupsi senilai Rp 8 triliun.

Kejaksaan Agung mengungkapkan bahwa dalam kurun waktu 2018 hingga 2023, total kerugian negara akibat kasus korupsi mencapai Rp 968,5 triliun atau mendekati Rp 1.000 triliun. Dengan jumlah sebesar ini, skandal di Pertamina berpotensi menjadi salah satu kasus korupsi terbesar dalam sejarah Indonesia.

(Sumber: Fajar)

Beri Komentar