Indonesia Berharap Keamanan di Kabul Segera Membaik

Pemerintah Republik Indonesia berharap agar kondisi keamanan di Kabul, Afghanistan dapat segera dipulihkan pasca-serangan bom di Kedutaan Besar India pada Senin (7/7) pagi.

Hal tersebut dikemukakan oleh Jurubicara Departemen Luar Negeri RI Teuku Faizasyah di Jakarta, Selasa, terkait peristiwa serangan bom bunuh diri yang turut mencederai dua orang diplomat Indonesia itu.

"Pemerintah RI berharap agar otak dari pelaku serangan bom ini dapat segera ditangkap dan ditindak oleh aparat penegak hukum Afghanistan, serta kondisi keamanan di Kabul dan Afghanistan dapat segera dipulihkan, " ujarnya.

Serangan bom yang mengakibatkan sedikitnya 40 orang meninggal dunia dan 140-an luka-luka itu telah menuai kecaman dari dunia internasional, termasuk pemerintah Indonesia.

"Pemerintah Indonesia mengutuk serangan bom bunuh diri yang dilakukan di depan Kedutaan Besar India di Kabul, Afghanistan, " tegas Jubir Deplu RI.

Pada kesempatan sebelumnya Faizasyah mengatakan bahwa pemerintah RI belum memutuskan untuk melakukan evakuasi terhadap WNI di Kabul ataupun menutup KBRI.

"Kami menunggu penilaian (kondisi dan situasi) yang dilakukan oleh pemerintah RI dan Afghanistan, " katanya seraya menambahkan bahwa gedung KBRI yang terletak tepat di sebelah Kedubes India di Malalai Watt, Shah-Re-Now mengalami kerusakan yang cukup parah.

Menurut Jubir Deplu RI, operasional KBRI dipindahkan ke gedung Wisma Indonesia yang terletak sekitar 20 meter dari KBRI, dan para diplomat sedang mengamankan dokumen-dokumen penting pasca ledakan.

Sementara itu, di sela-sela mengikuti KTT ke-6 Developing Eight (D-8) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan Pemerintah Afghanistan dapat menjamin keamanan staf dan kompleks KBRI di Kabul, Afghanistan menyusul terjadinya serangan bom bunuh diri terhadap Kedubes India.

Serangan bom telah menewaskan sedikitnya 40 orang, termasuk lima orang polisi Afghanistan yang bertugas menjaga KBRI, dan mencederai 141 lainnya termasuk dua orang diplomat RI, yakni Ahimsa Sukartono Kepala Operasional Perwakilan (KOP) dan Abdul Mufti Sekretaris II.(novel)