Indonesia Darurat Kedangkalan Literasi

Eramuslim – Indonesia krisis membaca. Tercatat dari 1.000 orang Indonesia, hanya satu orang yang rutin membaca buku. Tak heran berdasarkan data Programme for International Student Assessment (PISA), Indonesia berada di peringkat 64 dari 72 negara yang rutin membaca. Bahkan menurut The World Most Literate Nation Study, Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara.

Ketua Ikapi DKI Jakarta Hikmat Kurnia berkata, tanpa kemampuan literasi yang baik maka tidak akan lahir individu yang hebat. “Sayangnya, dari data yang berkembang, hanya ada satu dari seribu orang Indonesia yang membaca buku secara rutin. Ini menjadi pekerjaan rumah yang sangat besar,” kata Hikmat dalam pidatonya pada pembukaan Islamic Book Fair (IBF) 2018.

Karena itu, Hikmat yang juga penanggung jawab dalam Panitia IBF 2018 itu mendorong umat Islam untuk memandang kedangkalan literasi sebagai musuh bersama. Sebab, itu merupakan akar dari kebodohan dan kemunduran peradaban.

Kemampuan literasi yang baik, menurut Hikmat, dapat memberdayakan dan meningkatkan kualitas individu, keluarga, masyarakat, bangsa, serta umat manusia. “Jika Islam hendak meraih kejayaannya maka, suka tidak suka, kita harus memperkuat kemampuan literasi setiap individu,” ujarnya.

Hikmat lantas menyampaikan, tema IBF juga berkait erat dengan limpahan informasi di era sekarang. Untuk itu, kecerdasan literasi dibutuhkan untuk memilah antara informasi yang mencerahkan dan yang sekadar sampah.