Infrastruktur Sangkuriang, Bikin Jokowi Meriang

Eramuslim – Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim membuat pengumuman mengagetkan. Per 1 Februari dia mengundurkan diri setelah tujuh tahun di posnya.

Sebelum mengundurkan diri, Kim rupanya  sudah “menyiapkan”  kado khusus  untuk Presiden Jokowi. Bank Dunia menyebut proyek infrastruktur di Indonesia berkualitas rendah, tidak memiliki kesiapan, dan tak terencana secara matang. Bahasa gampangnya, asal jadi.

Sebuah penilaian yang sangat keras, terbuka dan blak-blakan yang tak lazim disampaikan sebuah lembaga dunia, terhadap suatu negara yang berdaulat seperti Indonesia.

Diksi yang dipilih Bank Dunia ini menunjukkan level infrastruktur kita susah untuk digambarkan. Barangkali kata yang paling pas adalah sudah “kebangetan.”

Penilaian tersebut muncul dalam laporan edisi Juni 2018 berjudul Indonesia Infrastructure Financing Sector Assesment Program (InfraSAP). “Reputasi proyek di Indonesia berkualitas rendah dan tidak direncanakan dengan baik.”

Laporan Bank Dunia ini jelas merupakan pukulan telak bagi Jokowi. Infrastruktur adalah program primadona yang menjadi jualan utama pada kampanye Pilpres 2019. Berdasarkan sejumlah survei –selain sederhana, dan blusukan yang mulai meredup– citra yang kuat melekat pada Jokowi adalah “keberhasilan” pembangunan infrastruktur.

Pentingnya infrastruktur ini membuat Jokowi menggeber habis program tersebut. Dia menargetkan sejumlah proyek infrastruktur penting harus sudah selesai sebelum bulan April 2019, saat pilpres akan dilaksanakan.