Ini Ucapan Tengku Terhadap Ngabalin Yang Jadi Jubir Jokowi

Eramuslim.com – Ali Ngabalin menjadi sorotan tersendiri dalam kancah politik nasional. Betapa tidak, orang yang tadinya begitu keras mengkritik Jokowi dan pemerintahannya, begitu ditawarkan posisi di Istana, langsung mengiyakan dan bahkan berbalik menjadi pembela Jokowi yang dulu dikritiknya habis-habisan. “Ngabalin sudah insyaf,” demikian ujar politikus PDIP Eva Sundari.

Hal ini membuat salah satu sahabat Ngabalin, Ustadz Tengku Zulkarnean, geleng-geleng kepala dan menulis pernyataan yang cukup menohok hati nurani.

Seperti diketahui, Ngabalin pernah jadi anggota DPR dari PBB pada 2004-2009. Kemudian, pada 2010 Ngabalin pindah ke Golkar. Ngabalin, selain sebagai politikus juga dikenal sebagai mubalig. Dalam Pilpres 2014 lalu, Ngabalin pendukung Prabowo. Bahkan kerap tampil di TV membela Prabowo sampai pernah dipolisikan oleh kubu Jokowi.

Setelah diwarai posisi oleh Istana, Ngabalin pun loncat. Dia kini merapat ke Istana, Ngabalin juga langsung tancap gas membela Jokowi. Bahkan sampai mengatakan Pemerintah Jokowi adalah menjalankan tugas mulia sebagai wakil Tuhan di muka bumi. Entah, tuhan yang mana yang dimaksudkan.

Melihat perubahan Ngabalin pasca merapat ke Istana, Ustadz Tengku Zulkarnain selaku sahabatnya gak tahan untuk berkomentar.

“Geli juga hatiku melihat gayamu kawan…,” kata Ustadz Tengku di akun twitternya, Ahad (27/5/2018).

“Ku ingat istilah kata yang selalu engkau katakan jika kita sedang bersama sama dahulu:”Mudzab-dzab…”,” lanjut Ustadz Tengku.

“Dan, ku rasa kawan-kawan yang lain juga masih ingat kata-kata itu: ” Mudzab-dzab…,” ujarnya.

Di akhir twitnya, Ustadz Tengku menyampaikan selamat jalan.

“Selamat Jalan Kawan… Sampai Jumpa Lagi…!” kata Ustadz Tengku.

Mudzabdzab

Mudzabdzab adalah istilah yang tercantum dalam Al-Qur’an. Mudzabdzab adalah Golongan yang tiada pendirian. Ini golongan orang munafik.

Dalam surat An-Nisa ayat 142-143, Allah SWT menjelaskan dengan firmanNya…

إِنَّ ٱلۡمُنَـٰفِقِينَ يُخَـٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَهُوَ خَـٰدِعُهُمۡ وَإِذَا قَامُوٓاْ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ قَامُواْ كُسَالَىٰ يُرَآءُونَ ٱلنَّاسَ وَلَا يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ إِلَّا قَلِيلاً۬

142 – “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya [dengan shalat] di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.”

مُّذَبۡذَبِينَ بَيۡنَ ذَٲلِكَ لَآ إِلَىٰ هَـٰٓؤُلَآءِ وَلَآ إِلَىٰ هَـٰٓؤُلَآءِ‌ۚ وَمَن يُضۡلِلِ ٱللَّهُ فَلَن تَجِدَ لَهُ ۥ سَبِيلاً۬

143 – “Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian [iman atau kafir]: tidak masuk kepada golongan ini [orang-orang beriman] dan tidak [pula] kepada golongan itu [orang-orang kafir]. Barangsiapa yang disesatkan Allah, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan [untuk memberi petunjuk] baginya.” (kk)