Jambore Mahasiswa Pro-Jokowi dari 22 Provinsi Dibuka

Bendera ini, warna dasar merah dan simbol kuning, kok ya mengingatkan kita akan sesuatu ya?

Eramuslim.com -Ketua Presidium Komite Aksi Mahasiswa Aksi Mahasiswa untuk Demokrasi (Kamerad), Haris Pertama membuka Jambore Nasional Garda NKRI di Hotel Grand Mutiara Jl. R. Mustahar Gang Habib Umar No. 119 Ds. Cipayung Kec. Megamendung Kab. Bogor, Jawa Barat, Minggu (22/7).

Haris mengucapkan terima kasihnya kepada semua pihak untuk turut serta menyukseskan Jambore ini. Dalam sambutannya, dirinya mengajak para peserta Jambore satu sikap untuk tidak takut bersuara menyadarkan segelintir golongan yang sedang lupa.

“Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh peserta dari 22 Provinsi yang sudah hadiri disini. Mari sadarkan saudara-saudara kita yang sudah lupa. Ajak mereka untuk kembali memilih Pancasila dan bersama-sama melawan radikalisme yang mengancam Kebhinnekaan,” celotehnya (23/7).

Lebih lanjut, Haris mengapresiasi atas kerja keras pemerintah untuk menangani kelompok radikal dan anti Pancasila yang masuk ke Indonesia.

“Kita sebagai mahasiswa dan pemuda harus bisa menjadi duta di kampus dan wilayah masing-masing untuk menolak paham atau virus radikalisme. Tidak ada satupun tempat yang layak pada ideologi yang menolak Pancasila,” ujarnya.

Dia juga mengaku tidak setuju dengan rencana mendirikan negara khilafah seperti yang diteriak-teriakan oleh ormas anti Pancasila (HTI). Sebab, dalam perjalanan menuju kemerdekaan, perjuangan para pahlawan tidak berdasarkan golongan, tidak sendiri-sendiri dan bukan untuk golongan sendiri. Semua bersama-sama berjuang meraih kemerdekaan. Namun Haris tidak menyinggung tentang GIDI yang banyak menyuarakan dukungan terhadap Zionis-Israel padahal konstitusi NKRI menentang penjajahan.

“Tidak usah (dibentuk negara khilafah) sebab Indonesia merupakan negara kepulauan yang banyak sekali penduduknya yang beragama macam-macam,” terangnya.

Justru, bagi Haris, jika nanti Indonesia menjadi negara yang didirikan hanya atas dasar satu golongan agama saja maka akan rentan menimbulkan perpecahan.

“Tidak ada satupun yang bisa memisahkan kita baik itu kelompok yang berdasarkan agama. Atau negara yang berdasar satu kelompok. Kita Indonesia berasal dari berbagai macam agama, ras dan suku. Kita buktikan acara ini untuk menjadikan pondasi memerangi kelompok radikal,” sebutnya.

Haris Pertama

Maka itu, Haris berharap para peserta Jambore nantinya bisa menjadi penggerak di daerahnya masing-masing untuk melawan radikalisme dan kelompok anti Pancasila.

“Saya berharap agar ada deklarasi yang kita persembahkan untuk Indonesia. Kami pastikan acara ini tidak ada agenda politik, semuanya demi untuk Indonesia,” tandasnya.(kl/rmol)

https://m.eramuslim.com/resensi-buku/konspirasi-penggelapan-sejarah-indonesia-eramuslim-digest-edisi-10.htm