Jokowi Disebut Tunda Usut Petral ke KPK Karena Takut Menteri

Eramuslim – Mantan Menteri ESDM Sudirman Said mengungkap bahwa dulu Presiden Joko Widodo pernah memintanya untuk tidak melaporkan keganjilan PT Pertamina Trading Limited (Petral) ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Mulanya Sudirman menceritakan dua dugaan kasus yang diketahuinya selama menjadi menteri ESDM. Kasus pertama yakni ‘papa minta saham’, yakni ketika Ketua DPR Setya Novanto meminta bagian dari perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia. Kasus kedua yakni hasil audit atas Petral yang sangat ganjil.

“Pada hari saya mau melaporkan Setya Novanto ke MKD (Mahkamah Kehormatan Dewan), saya pegang 2 kasus besar. Satu hasil audit Petral dan ‘papa minta saham’,” kata Sudirman di Media Center Prabowo – Sandi, Jakarta, Sabtu (16/2).

“Malam itu saya dapat pesan Presiden lewat seseorang, laporan Petral ke KPK ditunda dulu. Ditunda,” lanjutnya.

Diketahui, Jokowi sudah membubarkan Petral pada 2015 lalu yang kemudian diganti menjadi Integrated Supply Chain (ISC). Petral sendiri dibubarkan lantaran disinyalir sebagai sarang mafia.

Ketika itu, Sudirman Said mengatakan negara menghemat begitu banyak uang usai Petral dibubarkan. Dia menyebut transaksi impor minyak menjadi hemat Rp250 M per hari.

Sudirman mengatakan bahwa hasil audit terhadap Petral sudah selesai. Kejanggalan – kejanggalan sudah terlihat. Namun, Sudirman mengatakan ketika itu tidak langsung ditindaklanjuti karena ditahan oleh Jokowi melalui perantara.