Jokowi, Propaganda Rusia, dan Rand Corporation

Eramuslim – BEBERAPA hari yang lalu Jokowi menyatakan bahwa kubu lawannya atau Prabowo telah menggunakan “Propaganda Rusia” atau “Firehose of Falsehood” dalam (kampanye) perpolitikan kita.

Di hadapan para alumni ITS dan Jatim yang memberi gelar Jokowi ‘Cak Jancuk’, dia meminta agar propaganda Rusia ini dilawan, karena tidak beradab.

Penggunaan istilah Propaganda Rusia ini menjadi masalah besar sebab dalam kapasitas apa Jokowi menyatakan hal tersebut? apakah sebagai Presiden Republik Indonesia atau sebatas calon presiden (capres)?

Sebab, konsekuensinya akan berbeda besar. Sedangkan kapan Jokowi bertukar peran sebagai Presiden versus dia sebagai calon presiden hanya Tuhan saja yang tahu.

Kedutaan Besar Rusia langsung merespon pernyataan Jokowi tersebut dengan menyatakan bahwa istilah Propaganda Rusia itu sebuah istilah yang tidak dapat dipertanggung jawabkan.

Meskipun Jokowi dan timnya sudah mengklarifikasi penggunaan istilah itu hanya sebagai diksi atau pilihan istilah saja, namun soal ini tidak sederhana. Sebab, istilah ini dikeluarkan oleh lembaga kajian (think tank) terbesar Amerika, yang sarat dengan politik Amerika dan dunia, yakni Rand Corporation.

Rand Corp. dalam “The Russian ‘Firehose of Falsehood’ Propaganda Model, Why It Might Work and Options to Counter It”, expert insightsoleh Christopher Paul dan Miriam Matthews, 2016, menggambarkan Propaganda Rusia ini adalah sebuah jenis propaganda yang dikembangkan dari propaganda eks komunis Soviet dengan empat perbedaan, yakni;

1) High-volume and multichannel
2) Rapid, continuous, and repetitive, 3) Lacks commitment to objective reality, 4) Lacks commitment to consistency.