Jokowi, Propaganda Rusia, dan Rand Corporation

Pernyataan Jokowi sendiri tentang Propaganda Rusia mirip sekali dengan apa yang ditulis Rand Corp tentang pengertian dan langkah-langkah yang harus diambil. Sehingga ada kemungkinan Jokowi mempunyai persinggungan politik dengan Rand Corp. tersebut.

Terkait politik internasional, posisi Jokowi ini, misalnya menurut Teguh Santosa, pengamat Korea Utara dan Pemred RMOL.Co, merupakan sebab kenapa pertemuan Trump dan Kim Jong Un dua kali dalam setahun ini (di Singapura dan 25-26 Februari 2019 nanti di Vietnam) ada di ASEAN, tapi tidak di Indonesia, meski kita sebagai “bos” ASEAN.

Ketiga adalah mungkinkah tuduhan Propaganda Rusia dilakukan Prabowo? sambil khususnya merujuk “kasus bohong Ratna Sarumpaet”?

Jika kita melihat definisi Propaganda Rusia yang dibahas Rand bahwa membutuhkan uang besar, punya media besar yang banyak, punya kontrol atas media sosial, punya kemampuan menggunakan IT lainnya, seperti menggunakan robot dan troll di Medsos, tentu Prabowo jauh dari kemungkinan itu.

Sebaliknya, semua kemampuan propaganda dengan uang banyak dan kontrol media dan media sosial, penguasalah yang mampu. Selain itu, investigasi The Guardian “I felt disgusted: inside Indonesia’s fake Twitter account factories”, 22 Juli 2018, menunjukkan bahwa produksifakenews dan hoax dilakukan konsultan media kobu Jokowi.

Terakhir Facebook sendiri membongkar Abu Janda adalah seorang Seracen. (Seracen dalam isu hoax dianggap yang bertanggung jawab selama ini).

Merujuk pada Ratna Sarumpaet, timses Prabowo, yang selalu di-repetitive (diulang-ulang) Jokowi setiap kesempatan menuduh kubu Prabowo, tentunya mungkin saja diproduksi kubu Prabowo. Tapi, Ratna sudah mengakui bahwa dia sendiri membohongi Prabowo dan lalu meminta maaf.

Motif Ratna sendiri merugikan Prabowo dan kebenarannya hanya akan diketahui di pengadilan: benarkan kebohongan Ratna atas order (timses) Prabowo?