#JokowiHebat: BBM Naik, Beras Juga Naik, Rupiah Nyungsep

Eramuslim.com – Ketika masyarakat sedang dihebohkan dengan kenai­kan harga BBM, diam-diam harga beras naik. Hampir semua jenis beras, baik pre­mium, medium, dan rendah di tingkat penggilingan naik 10 persen.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga beras di pasar tradis­ional rata-rata Rp 10.400 atau naik Rp 200 sehari sebelumnya. Sementara di pasar modern dibanderoal Rp 15.050 atau naik Rp 400 dan di pedagang besar Rp 9.800 atau naik Rp 50.

Sekretaris Jenderal Persat­uan Pengusaha Penggilingan Padi Beras (Perpadi) Burha­nuddin mengatakan, kondisi harga ini akan semakin naik jika pemerintah tidak turun tangan dengan melakukan intervensi di pasar.

“Sebetulnya kalau tidak ada intervensi pemerintah, ya prediksinya naik. Naiknya paling ya 10 persen lah. Tapi, ini kan ada kegiatan operasi pasar pemerintah,” katanya di Jakarta, kemarin.

Menurut dia, kenaikan harga disebabkan karena kekhawatiran akan musim kering yang terjadi. Selain itu pasokan juga semakin berkurang.

“Ini kan sudah mau habis musim panen ya stok berkurang, masa panen sudah mulai abis. Kalau pasokan juga agak berkurang sedikit ke pasar,” ujarnya.

Direktur Jenderal Perda­gangan Dalam Negeri Ke­menterian Perdagangan (Ke­mendag) Tjahja Widayanti mengatakan, hingga akhir tahun harga pangan menun­jukkan tren yang stabil. Meskipun ada kenaikan, nilainya sangat kecil.

Musim Panen

Sesditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Maman Suher­man menyatakan saat ini sedang panen di beberapa daerah. Berdasarkan perhi­tungan Kementan, prediksi luas panen bulan Okto­ber hingga Desember 2018 sebesar 2,85 juta hektare. Sehingga diperkirakan akan ada produksi sebesar 15,09 juta ton gabah kering giling (GKG) atau setara dengan 8,7 juta ton beras. [rmol]

Yang jadi pertanyaan, bukankah stock beras melimpah ruah? Karena kemarin habis panen dan impor beras segala gede-gedean? Lantas kemana stok beras impor itu? Dimakan jin?