Kapolsek Kaget, Ada Tulisan Syahadat di Dalam Penjara

Ternyata Nur dan beberapa rekannya yang menggambar tulisan Arab itu. Mereka melukisnya saat ada renovasi di dalam sel tahanan pekan lalu.

Cat dan pensil dia dapatkan dari tukang cat. “Saya pinjam aja, buat gambar-gambar,” katanya.

Pria asal Sampang tersebut lantas diminta Bagus untuk membaca kaligrafi itu.

Dia ingin membuktikan, apakah Nur benar-benar bisa baca tulis huruf Arab. Nur pun menjawab dengan lancar.

Blok yang dilukis Nur itu memang merupakan tempat salat para tahanan.

“Bagi kami ya musala,” jelas Nur. Penjambret yang pernah beraksi di area Undaan, Genteng, itu mengaku sedang rindu dengan kampung halamannya.

“Di sana banyak masjid,” ungkapnya.

Inisiatif Nur untuk melukis kaligrafi itu diamini kawan-kawannya. Mereka menggarapnya selama dua hari.

Bergantian menggunakan kuas dengan para tukang. “Mereka istirahat, kami yang lukis,” katanya.

Bagus akhirnya mengizinkan kaligrafi itu tetap terpampang. Syaratnya, para tahanan tetap membantu tukang untuk mengecat dinding sel tahanan. (kl/jppn)

https://m.eramuslim.com/resensi-buku/resensi-buku-karya-fenomenal-hamka-sejarah-umat-islam.htm