Karyawan Sritex Dukung Penuh Gibran Saat Pilpres, Kini Malah Di PHK Massal, Netizen: Susu Dibalas Air Tinja

Ke Sritex, Gibran Ingin Selesaikan Tumpang Tindih Aturan Demi Industri

Eramuslim.com – Penutupan permanen PT Sritex, salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia, menuai sorotan publik.

Banyak pihak menyoroti nasib 10.665 karyawan yang kehilangan pekerjaan setelah perusahaan dinyatakan tutup pada 1 Maret 2025.

Salah satu komentar tajam datang dari pengguna media sosial X, Monica (@NenkMonica).

Monica menyinggung dukungan besar karyawan Sritex kepada Gibran Rakabuming Raka saat Pemilihan Presiden 2024.

“Menolak pikun, luar biasa dukungan karyawan Sritex untuk Gibran (saat Pilpres 2024). Definisi air susu dibalas air septic tank,” ujar Monica (28/2/2025).

Sebelum Pilpres 2024, Gibran memang mendapat dukungan besar dari karyawan Sritex.

Bahkan, saat berkampanye di Solo Raya, ia kerap menggaungkan komitmen untuk membuka lapangan kerja dan memperkuat sektor industri.

Dukungan dari kelompok buruh, termasuk karyawan Sritex, menjadi salah satu kekuatan politiknya.

Namun, realitas berkata lain. Setelah pemilu usai, PT Sritex justru mengalami kebangkrutan, mengakibatkan ribuan pekerja kehilangan mata pencaharian.

Kini, para buruh hanya bisa berharap pada janji pemerintah untuk membela hak-hak mereka dan memberikan solusi atas gelombang PHK massal yang terjadi.

Terpisah, Pegiat media sosial Yusuf Dumdum melayangkan kritik tajam kepada Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Noel terkait penutupan permanen PT Sritex.

Kritik ini disampaikan melalui unggahan di media sosial, menyoroti janji Noel yang tidak sesuai dengan kenyataan.

Dikatakan Yusuf, pada 8 Januari 2025, Noel mengunjungi PT Sritex dan menegaskan di hadapan para karyawan bahwa tidak akan ada pemutusan hubungan kerja (PHK).

Namun, faktanya, karyawan PT Sritex telah diputuskan terkena PHK per 26 Februari dan terakhir bekerja pada 28 Februari.

Lebih mengejutkan, perusahaan tekstil raksasa tersebut resmi menutup operasionalnya secara permanen pada 1 Maret 2025.

Merespons hal ini, Yusuf Dumdum menyindir Noel dengan tajam.

“Hallo Noel! Mana janjimu? Jangan cuma omon-omon,” ujar Yusuf di X @yusuf_dumdum (27/2/2025).

Penutupan PT Sritex menjadi pukulan berat bagi ribuan pekerja yang kehilangan mata pencaharian.

Sebelumnya, perusahaan tekstil terkemuka di Indonesia, PT Sritex, akan menghentikan operasionalnya secara permanen mulai 1 Maret 2025.

Keputusan ini berdampak pada 10.665 karyawan yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), hanya sebulan sebelum perayaan Idul Fitri pada 31 Maret.

Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Sukoharjo, Sumarno, PHK karyawan PT Sritex mulai berlaku pada 26 Februari, dengan hari kerja terakhir jatuh pada 28 Februari 2025.

“Sebanyak 10.665 karyawan terdampak PHK. Untuk urusan pesangon, itu menjadi tanggung jawab Kurator. Sedangkan untuk jaminan hari tua, kewenangannya ada di BPJS Ketenagakerjaan,” ujar Sumarno pada Kamis (28/2/2025).

Sebagai langkah antisipasi, Disperinaker Sukoharjo telah menyiapkan sekitar 8.000 lowongan kerja baru di perusahaan lain yang masih beroperasi di wilayah tersebut guna membantu para pekerja yang terdampak.

Menanggapi penutupan PT Sritex, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menegaskan komitmennya dalam memperjuangkan hak para pekerja yang terkena dampak.

“Pemerintah akan selalu berada di pihak buruh. Oleh karena itu, kami terus berkoordinasi dengan manajemen PT Sritex Tbk,” kata Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan (Noel) dalam keterangannya pada Jumat (28/2/2025).

Sesuai dengan peraturan yang berlaku, setelah perusahaan diputus pailit oleh Pengadilan Niaga, segala urusan operasional dan keuangan PT Sritex berada di bawah kendali Kurator.

Penutupan PT Sritex menjadi salah satu kasus PHK massal terbesar di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, menambah daftar panjang tantangan di sektor industri tekstil.

(Fajar)

Beri Komentar