Katy Perry pun Membela Muslim Amerika

katy-perryEramuslim.com – Isu SARA yang tak pernah habis. Gelisah itu pula yang dirasakan penyanyi Katy Perry. Belakangan peduli soal sosial, dia juga jadi salah satu seleb muda yang melek politik. Per­juangan menyuarakan aspirasi belum berakhir dilakukan Perry meski calon presiden jagoan­nya, Hillary Clinton kalah dari Donald Trump.

Pelantun Roar itu memilih membiayai pembuatan sebuah video yang berisi tentang pe­nentangan terhadap pembuatan database mengenai muslim di Amerika, sebagai bentuk aksi menyuarakan aspirasinya kali ini.

Pendataan penduduk mus­lim ini, adalah salah satu janji kampanye Trump yang kontro­versial, karena membatasi dan memantau imigran muslim di Negeri Paman Sam tersebut. Perry memang kontra dengan pengusaha tajir itu.

Video pendek dengan judul Is History Repeating Itself, dibagikan gratis kepada ne­tizen lewat tagar #DontNor­malizeHate. Video tersebut memperlihatkan kesamaan antara gagasan Trump dan pemenjaraan massal terh­adap warga negara Amerika yang berasal dari Jepang pada Perang Dunia II.

Rekaman itu dibuka dengan seorang wanita tua yang mem­perkenalkan dirinya sebagai Hary Kuromiya. Ia bercerita bahwa di tahun 1942, ayahnya ditangkap oleh FBI, sementara keluarganya dipaksa untuk naik kereta menuju tempat mereka dipenjara.

“Ini bermula dari ketakutan dan rumor, dan berkembang menjadi pendataan warga Amerika dari Jepang. Lalu dimulailah pemasangan label nama, dan akhirnya, pemenja­raan,” ujarnya.

Di akhir video, perempuan itu melepas wajahnya, yang ternyata merupakan makeup prostetik, dan memperlihatkan wajah Hina Khan, aktris mus­lim keturunan Pakistan. Wanita ini menatap tajam ke kamera dan berkata, “Jangan biarkan sejarah terulang kembali.”

Aya Tanimura, sang sutra­dara menyebut Perry sebagai donator besar dalam pembua­tan video aspirasi itu.

“Perry selalu menjadi pen­dukung mereka yang tertindas, minoritas, dan orang-orang yang dipinggirkan. Dia makin terlibat dalam politik selama beberapa periode terakhir,” jelas Tanimura.

Dia menambahkan, sep­erti banyak penduduk Amerika Serikat lain, merasa ketakutan dengan gagasan yang dibuat Trump. “Dan ini adalah salah satu cara Perry untuk mengedu­kasi orang, walau hanya satu orang, bahwa kengerian di masa lalu bisa berulang kem­bali,” tandasnya.

Kekasih Orlando Bloom itu juga rencananya akan meng­hadiri pawai perempuan pada hari pertama pemerintahan Trump. Niatnya agar suara perempuan didengar dalam bernegara. Pawai itu juga akan diikuti oleh artis lain seperti, Scarlett Johansson, Amy Schumer, Chelsea Handler, Debra Messing, Frances Mc Dormand dan Julianne Moore.(kl/rmol)